Terungkap, Ini Penyebab Tesla Ogah Investasi di Indonesia

Supercharged. Tesla

Terungkap, Ini Penyebab Tesla Ogah Investasi di Indonesia

Media Indonesia • 4 September 2024 10:30

Jakarta: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan alasan mengapa produsen kendaraan listrik, Tesla masih enggan berinvestasi di Indonesia.
 
Salah satunya adalah pembangkit tenaga listrik yang masih berbasis energi fosil.
 
"Saya contohkan mungkin Tesla, kebetulan saya terlibat langsung terkait pembicaraan dengan Tesla. Salah satu yang (menyebabkan) mereka mengalihkan investasinya bukan ke kita karena mereka bilang sebagai produsen EV tentunya semuanya ingin bersih menurut istilah mereka, tetapi kalau mereka masuk ke kawasan industri di kita, namun energinya masih dari energi berbasis fosil seperti batu bara, itu tidak selaras dengan visinya mereka," ujar Rosan dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Jakarta, dilansir Media Indonesia, Rabu, 4 September 2024.
 
Baca juga: 

Gandeng General Motors, Samsung SDI Korsel Bangun Pabrik EV

 
Menurut dia, hal tersebut memang tidak bisa dipungkiri bahwa ke depannya akan seperti itu, Indonesia memang agak tertinggal.
 
"Memang dengan adanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, kalau kita lihat kita ini salah satu penikmat, tapi belum yang besar, masih ada Vietnam, Malaysia, dan Thailand yang lebih banyak menikmati perpindahan investor ke negara-negara tersebut. Kalau kita lebih telusur lagi, itu kenapa? Salah satunya memang hal yang harus kita sempurnakan dari segi kemudahan berusaha, perizinan, kepastian hukum yang merupakan salah satu pekerjaan rumah kita, dan juga yang menarik mereka bilang di kita ini investasi yang ada diharapkan energinya itu dari EBT atau clean energy," tutur dia.
 
Rosan mengambil contoh Vietnam yang industrial park-nya atau kawasan ekonominya kebanyakan sudah lebih dari 62 persen menggunakan tenaga listrik berbasis clean energy seperti hidro, tenaga surya, tenaga angin, dan sebagainya karena hal tersebut merupakan tuntutan global. (Mirza Andreas)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)