Banjir Bandang dan Longsor Terjang 2 Daerah di Pantura Jateng

Foto udara penampakan banjir di Grobogan, Jawa Tengah. (MGN/Deo Dwi Fajar Hari)

Banjir Bandang dan Longsor Terjang 2 Daerah di Pantura Jateng

Media Indonesia • 4 March 2024 20:40

Semarang: Dampak cuaca ekstrem terjadi di Jawa Tengah sejak Minggu, 3 Maret 2024 bencana longsor terjadi di Pemalang dan banjir bandang terjadi di Pekalongan, sebanyak 133 warga (25 keluarga) terpaksa mengungsi karena 17 rumah mereka rusak dan longsoran mengancam mereka.

Sejak Senin pagi, 4 Maret ratusan warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan masih melakukan pembersihan lumpur, sampah dan batang pohon yang menutupi perkampungan akibat banjir bandang menerjang desa tersebut Minggu malam.

Dalam waktu hampir bersamaan, 133 jiwa warga Desa Tundangan, Tlagasana dan Tambi (Kecamatan Watukumpul) Desa Mendelam (Kecamatan Belik) dan Desa Plakaran (Kecamatan Moga) terpaksa bertahan di pengungsian karena bencana alam anah longsor merusak belasan rumah mereka.

"Sebelum banjir bandang pada malam, hujan lebat disertai angin kencang melanda kawasan ini sejak pukul 14.00-20.00 WIB," ujar Asnawi,45, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan.
 

Baca: Jateng Kehilangan Puluhan Ribu Ton Gabah Akibat Banjir

Sementara itu Wahyono, 40, warga Desa Tundangan, Kecamatan Watukumpul, Pemalang mengatakan bencana longsor melanda desanya didahului hujan lebat terjadi pada siang hingga sore hari, kemudian tidak berselang lama bukit di bagian belakang rumah longsor hingga merusak beberapa rumah warga.

Hal serupa terjadi di sejumlah desa di tiga kecamatan lain, berdasarkan data dari Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang setidaknya ada 17 rumah didiami sekitar 25 keluarga mengalami rusak dan terancam tertimbun longsoran dan sejumlah fasilitas umum juga rusak.

Kepala BPBD Pemalang Andri Adi mengatakan hingga saat ini selain masih terus dilakukan pendataan juga bersama instansi terkait mengevakuasi dan memberikan bantuan untuk kebutuhan warga yang terdampak.

"Kita minta warga berada di lereng perbukitan untuk waspada karena cuaca ekstrem masih terjadi," imbuhnya.

Beberapa kawasan di Pemalang, demikian Andri Adi, merupakan wilayah rawan bencana longsor, sehingga untuk mengantisipasi korban jiwa diminta segera mengambil langkah menghindari saat menemukan rekahan di perbukitan, bahkan sepekan lalu longsor juga memutuskan jalan penghubung di Desa Bodas, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.

"Kita baru saja menganggarkan Rp50 juta guna memperbaiki ruas ruas jalan yang terputus akibat longsor di desa itu," imbunya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)