Januari-September, DBD di Kabupaten Ciamis Renggut 9 Nyawa

Upaya pencegahan DBD dengan metode fogging atau pengasapan. (Foto: Istimewa)

Januari-September, DBD di Kabupaten Ciamis Renggut 9 Nyawa

Media Indonesia • 15 October 2024 22:38

Ciamis: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengalami peningkatan sejak awal Januari hingga September 2024. Tercatat 1.220 orang terserang demam berdarah dengue, disebabkan karena musim hujan. Peningkatan tersebut, hampir terjadi di 27 Kecamatan menyebabkan 9 orang meninggal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Edis Herdis, mengatakan, musim hujan yang terjadi pada tahun ini membuat kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD) naik. Peningkatan kasus tersebut, menyebabkan 9 orang meninggal dan serangannya menyerang berbagai usia.

"Kalau melihat kasus DBD yang terjadi setiap tahunnya memang paling banyak didominasi oleh anak-anak dan remaja. Karena, virus yang masuk lebih cepat. Peningkatan kasus ini terjadi sejak Januari hingga September tercatat ada 1.220 kasus dan menyebabkan 9 orang meninggal karena tidak tertolong," katanya, Selasa, 15 Oktober 2024.

Ia mengatakan, peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) membuat petugas kesehatan terus berupaya melakukan langkah penurunan terutama penanganan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan masyarakat. Pada musim hujan, kasus DBD mengalami kenaikan sehingga berbagai upaya dilakukan melalui gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J).
 

Baca juga: Kasus DBD Tinggi, Jakbar Jadi Lokasi Pertama Penyebaran Nyamuk Wolbachia

"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, memasuki musim hujan dikhawatirkan kasus DBD mengalami peningkatan dan bagi masyarakat harus waspada membersihkan lingkungan dan selalu meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," ujar dia.

Menurutnya, berdasarkan data, paling banyak kasus DBD pada Maret, April, Mei, Juni, Juli dan pada Agustus serta September mengalami penurunan karena masuk musim kemarau. Sedangkan untuk Oktober datanya belum masuk. 

"Kenaikan maupun penurunan kasus DBD dilihat dari laporan pendataan yang dilakukan setiap puskesmas tapi sekarang ini paling utama meminta agar masyarakat untuk siaga, waspada dan selalu melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J)," terang Edis.

"Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari terdapat 58 kasus, Februari 151 kasus dengan 2 meninggal, Maret 231 kasus dengan 1 meninggal, April 236 kasus dan 1 meninggal, Mei 156 kasus, Juni 146 kasus dengan 1 meninggal, Juli 119 kasus dengan 1 meninggal, Agustus 68 kasus dengan 1 meninggal, dan September 55 kasus dengan 2 orang meninggal," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)