Ilustrasi gelombang tinggi. (MGN/Ferdinandus Rabu)
Media Indonesia • 25 September 2024 08:46
Demak: Banjir air laut pasang (rob) kembali merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, rob dengan ketinggian mencapai 50-100 sentimeter terutama di daerah Demak. Rob mulai datang pada dini hari pukul 02.00-05.00 WIB mengakibatkan aktivitas di pesisir seperti nelayan terganggu.
Rabu pagi, 25 September, banjir rob masih terlihat merendam sejumlah kawasan di Demak seperti Sayung, Karangtengah dan Wedung dengan ketinggian 20-75 sentimeter. Bahkan di sejumlah jalan raya maupun jalan desa juga ikut terendam banjir air laut pasang hingga mengganggu aktivitas warga terutama mereka yang akan berangkat kerja, ke pasar maupun sekolah.
"Banjir rob mulai datang merendam jalan depan rumah pada dini hari, untung rumah saya sudah tinggi satu meter diatas habis sehingga cukup aman," kata Bambang,45, warga Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.
Hal serupa juga diungkapkan Akhadun,50, warga Wedung, Demak yang terpaksa libur berjualan ikan karena di seputar pelabuhan terendam banjir hingga tidak dapat mencari dagangan.
"Saya biasanya mengambil dagangan ikan dari nelayan, kemudian dijual ke pasar di Demak, tapi banjir hingga tidak dapat masuk pelabuhan," ungkapnya.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadila mengatakan peringatan datang banjir rob telah disampaikan sebelumnya, sehingga warga terutama berada di pesisir Pantura Jawa Tengah untuk mewaspadai rob ini yang diprediksikan datang pada dini hari.
Banjir Rob terjadi di daerah Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Semarang dan Demak, lanjut Shafira Tsanyfadila, terjadi akibat ktivitas pasang air laut. "Kita minta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan air pasang yang berpotensi menyebabkan banjir," katanya.
Rob terjadi di Pantura Jawa Tengah ini, menurut Shafira Tsanyfadila, berpotensi mengganggu aktivitas transportasi, terutama di sekitar pelabuhan dan pesisir serta mempengaruhi aktivitas petani darat dan perikanan darat di wilayah tersebut.
Cuaca Ekstrem Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang juga kembali memperingati ancaman bencana hidrometeorologi di sebagian besar daerah di Jawa Tengah, karena cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir masih berpotensi terjadi pada Rabu ini, 25 September 2024.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Arif N mengungkapkan berdasarkan pengamatan cuaca pukul 05.00 WIB, potensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir setidaknya turun di 21 daerah di Jawa Tengah terutama di pegunungan dan dataran tinggi bagian Barat, Selatan dan Timur.
Puluhan daerah berpotensi hujan lebat, lanjut Arif, yakni Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Blora, Kudus, Ungaran, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Surakarta, Salatiga, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.
"Hujan lebat dapat disertai angin kencang dan kilatan petir," imbuhnya.
Angin pada umumnya bertiup dari arah Barat Laut ke Timur, menurut Arif, berkecepatan 3-25 kilometer per jam dengan suhu udara berkisar 14-34 derajat celsius dan kelembaban udara 45-95 persen, sedangkan ketinggian gelombang di perairan utara 0,2-1,3 meter dan perairan selatan Jawa Tengah 1,2-2,5 meter.
"Mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung dalam seharian ini, maka BMKG kembali mengingatkan warga untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan angin kencang," ujar Arif.