Rupiah Melemah 0,14% Pagi Ini

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Melemah 0,14% Pagi Ini

Husen Miftahudin • 18 February 2025 09:46

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini kembali mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 18 Februari 2025, rupiah hingga pukul 09.11 WIB berada di level Rp16.250 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 22 poin atau setara 0,14 persen dari Rp16.228 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.249 per USD. Rupiah melemah sebanyak 43 poin atau setara 0,26 persen dari Rp16.209 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.180 per USD hingga Rp16.230 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Baca juga: Dolar AS Tergelincir saat Libur HUT Washington
 

Kekhawatiran perang dagang


Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah disebabkan oleh kehati-hatian para pedagang di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan pengumuman tarif Presiden AS Donald Trump yang menghidupkan kembali kekhawatiran akan perang dagang global, yang dapat meredam pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah.

Trump mengatakan ia mungkin akan segera bertemu dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin untuk membahas penghentian perang Ukraina, menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinan bahwa kedua pemimpin ingin menghentikan pertempuran.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari 'negosiasi nyata' untuk mengakhiri perang Moskow, yang menandakan bahwa pembicaraan AS dengan Rusia minggu ini merupakan kesempatan untuk melihat seberapa serius Putin dalam hal perdamaian.

Minggu ini, pasar keuangan siap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman.

"Wawasan mereka sangat diantisipasi menyusul data inflasi beragam minggu lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3,0 persen dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk Januari, sedikit di atas tingkat 2,9 persen bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek," jelas Ibrahim.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

RI cetak surplus perdagangan


Rupiah juga bergerak karena laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dimana sepanjang Januari 2025, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD3,45 miliar, lebih tinggi USD1,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi USD1,45 miliar dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Desember 2020.

Untuk nilai ekspor Indonesia pada periode Januari 2025 tercatat senilai USD21,45 miliar atau turun 8,56 persen dibandingkan Desember 2024 yang sebesar USD23,46 miliar. Sedangkan secara year on year (yoy) ekspor Indonesia naik 4,68 persen dibanding Januari 2024 sebesar USD20,49 miliar.

Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari USD1,06 miliar pada Januari 2024 menjadi USD1,40 miliar di Januari 2025. Kemudian nilai ekspor nonmigas secara tahunan tercatat naik dari USD20,40 miliar di Januari 2024 menjadi USD19,10 miliar di Januari 2025.

Untuk nilai impor mengalami penurunan. Nilai impor Indonesia pada Januari 2025 mencapai USD18 miliar atau turun 15,18 persen dibanding Desember 2024 yang tercatat USD21,22 miliar. Sedangkan jika dibandingkan Januari 2024, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 2,67 persen.

Secara yoy, impor migas turun dari USD2,70 miliar pada Januari 2024 menjadi USD2,48 miliar pada Januari 2025. Sementara impor nonmigas secara yoy turun dari USD15,80 miliar pada Januari 2024 menjadi USD15,52 miliar pada Januari 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)