Dihantam Gejolak Global, OJK: Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Foto: dok OJK

Dihantam Gejolak Global, OJK: Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil

M Ilham Ramadhan Avisena • 9 May 2025 17:24

Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat. Itu terjadi meski terjadi peningkatan ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta potensi penurunan pertumbuhan ekonomi global.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menuturkan, pada April 2025, pasar global dikejutkan oleh rencana Amerika Serikat menerapkan tarif impor resiprokal, yang sempat memicu gejolak di pasar keuangan dunia. Meski Presiden AS mengumumkan penundaan selama 90 hari, tensi tetap tinggi, mendorong lembaga seperti IMF dan WTO menurunkan proyeksi pertumbuhan global secara signifikan.

"Di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar global, sektor jasa keuangan kita tetap resilien dan stabil," ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 9 Mei 2025.

Diketahui, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,8 persen, sedangkan WTO memperkirakan perdagangan barang dunia akan terkontraksi 0,2 persen. Kondisi ini memberikan tekanan pada berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tetap mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87 persen pada kuartal I 2025.
 

Baca juga: 

Permudah Bank, SLIK OJK Bukan Penghambat Penyaluran Kredit



(Ilustrasi OJK. MI/Ramdani)

Mahendra menekankan, kekuatan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, menjadi penopang utama perekonomian nasional. "Inflasi kita juga terkendali di angka 1,95 persen, dan inflasi inti stabil di 2,5 persen. Ini mencerminkan permintaan domestik yang cukup kuat,” jelasnya.

OJK turut mencermati beberapa indikator seperti penjualan ritel, konsumsi semen, dan kendaraan bermotor menunjukkan tren pemulihan, meskipun dengan kecepatan moderat. Dari sisi produksi, surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten yang membaik turut memperkuat keyakinan terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Tekanan risiko global

Permodalan sektor jasa keuangan juga dinilai tetap solid. OJK, kata Mahendra, melakukan stress test untuk memastikan ketahanan menghadapi potensi risiko global. Namun Ia juga menekankan agar lembaga keuangan proaktif menilai dampak kebijakan tarif AS terhadap kinerja debitur, khususnya yang memiliki paparan langsung.

Sebagai antisipasi, OJK meminta lembaga jasa keuangan membentuk pencadangan risiko yang memadai. Langkah itu dinilai penting agar lembaga keuangan tidak hanya bereaksi, tetapi juga mampu bertindak secara preventif dalam menghadapi potensi lonjakan risiko.

Selain menjaga stabilitas, OJK juga mendorong sektor jasa keuangan untuk berkontribusi aktif dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Mahendra menyebutkan bahwa OJK mengarahkan pembiayaan ke sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif melalui program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED).

"Penguatan akses keuangan di daerah kami lakukan bersama pemangku kepentingan melalui TPAKD, agar pertumbuhan ekonomi lebih inklusif," ungkap Mahendra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)