Ilustrasi. Medcom.id.
Media Indonesia • 18 June 2024 23:30
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai mengantisipasi potensi bencana kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia akibat musim kemarau. Penanganan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) akan dioptimalkan.
"Di wilayah yang saat ini berpotensi dilanda kekeringan, masih ada awan hujan minimal satu kali seminggu, itu yang akan kita optimalkan melalui TMC," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa, 18 Juni 2024.
BNPB juga sudah berkoodinasi dengan berbagai kementerian/lembaga mencegah krisis air hingga gagal panen akibat kekeringan. Potensi dampak dari musim kemarau sudah mulai dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
"BNPB secara rutin tiga minggu terakhir ini sudah menerima laporan dari setidaknya tiga kabupaten/kota yang berbeda mengenai dampak dari kekeringan," bebernya.
Ia mengungkapkan rapat koordinasi antar pemerintahan dipimpin Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Melalui rapat koordinasi tersebut, berbagai kementerian/lembaga saling memetakan dampak dari musim kemarau.
Ia menjelaskan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi dua jenis bencana yang sering melanda sebagian besar wilayah Indonesia kala musim kemarau. Namun, pencegahan bencana kekeringan jauh lebih ekstra karena dampak dan faktor risiko akan datang secara tidak langsung dalam waktu 3-4 minggu kemudian.
"Ini yang harus diantisipasi tahun ini," ungkap Aam, sapaannya.
Baca juga: BNPB Siaga Pencegahan Karhutla di 6 Provinsi |