BI: Indonesia Kebanjiran Rp25,6 Triliun Modal Asing Minggu Ini

Ilustrasi modal asing dalam bentuk dolar AS. Foto: pngtree.

BI: Indonesia Kebanjiran Rp25,6 Triliun Modal Asing Minggu Ini

Husen Miftahudin • 21 September 2024 14:36

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing masuk ke pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Berdasarkan data transaksi pada 17-19 September 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat beli neto (inflow) sebanyak Rp25,60 triliun.
 
Banjirnya dana asing ke pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat masuk sebanyak Rp19,76 triliun.
 
Begitu pula di pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang masing-masing tercatat masuk sebesar Rp4,19 triliun dan Rp1,66 triliun.
 
"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 19 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,85 triliun di pasar saham, Rp21,39 triliun di pasar SBN, dan Rp186,85 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 21 September 2024.
 
Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 19 September 2024, nonresiden tercatat melanjutkan beli neto sebesar Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN, dan Rp56,50 triliun di SRBI.
 

Baca juga: Gaet Investor, Rosan Iming-imingi Insentif Pajak
 

Premi risiko turun signifikan

 
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun turun signifikan ke level 63,41 basis poin (bps) per 19 September 2024 dari 67,46 bps per 13 September 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tutup Erwin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)