Ilustrasi--Perahu nelayan bersandar menghindari gelombang tinggi. (MGN/Budi Hutomo)
Kupang: Armada pelayaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) lumpuh menyusul cuaca ekstrem di perairan setempat, Selasa, 12 Maret 2024.
BMKG melaporkan tinggi gelombang di perarian antara 3-5 meter di perairan utara Flores, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Selat Sumba bagian barat, perairan Kupang hingga Rote, Samudera Hindia selatan Kupang-Rote dan Samudera Hindia selatan Pulau Sumba sampai Sabu Raijua.
"Sehubungan dengan prakiraaan cauca Selasa, kami sampaikan bahwa pelayaran kapal penyeberangan fery dibatalkan," kata Kepala PT ASDP Indonesia Fery Cabang Kupang, Sugeng Purwono, saat dihubungi.
Menurutnya seluruh rute pelayaran yang beroperasi pada Selasa tidak berlayar yaitu rute Kupang-Lewoleba-Adonara da Kupang-Kalabahi dan Kupang-Rote.
Penutupan pelayaran tidak berdampak pada penumpukan penumpang di pelabuhan karena warga memilih berada di rumah lantaran hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur Kota Kupang sejak Senin, 11 Maret 2024 sampai sore ini.
Angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon di sisi jalan tumbang, sedangkan di pesisir pantai sepanjang Teluk Kupang terjadi banjir rob dengan ketinggian mencapai lima meter yang mengakibatkan rumah penduduk di pesisir pantai mengalami kerusakan.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, mengatakan cauca ekstrem yang melanda seluruh wilayah NTT disebabkan adanya pembentukan pola tekanan rendah di sekitar Utara Australia di sebelah Selatan NTT, yang membentuk daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin. Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya intensitas curah hujan dan angin kencang di wilayah NTT.
Menurutnya pola tekanan rendah tersebut diprakirakan bergerak ke arah tenggara memasuki daratan Australia bagian Utara dengan kategori peluang rendah untuk menjadi bibit siklon dalam 5 han ke depan.
Selain itu, aktifnya gelombang Eguatorial Rosby, Gelombang Kelvin dan Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) juga menyebabkan wilayah NTT berpotensi hujan sedang-lebat hingga ekstrem yang disertai petir dan angin kencang.
"Waspada akan cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lannya, banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing patut waspada akan potensi longsor dan banyir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang," ujarnya.