Ilustrasi. Foto: MI
Annisa Ayu Artanti • 14 November 2024 17:58
Jakarta: Pergerakan rupiah yang naik atau turun memang sering bikin penasaran dan menjengkelkan. Khususnya bagi pebisnis dan investor.
Banyak hal yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar ini, dari kebijakan ekonomi dalam negeri sampai situasi global.
Jadi, bukan cuma keputusan pemerintah atau Bank Indonesia aja yang berperan, tapi juga faktor-faktor luar, kayak kondisi ekonomi dunia, yang bisa bikin rupiah menguat atau melemah.
Mengutip laman Deposito BPR, berikut faktor apa saja yang bisa menyebabkan rupiah menguat.
Kebijakan suku bunga The Fed
Keputusan suku bunga dari Bank Sentral AS (The Fed) bisa mempengaruhi nilai dolar. Jika The Fed menurunkan suku bunga atau mempertahankan suku bunga terlalu tinggi, itu bisa membuat dolar melemah dan membantu menguatkan rupiah.
Data ekonomi AS yang lemah
Jika data ekonomi AS, seperti tingkat pengangguran atau laporan ketenagakerjaan, lebih buruk dari yang diperkirakan, dolar bisa melemah. Ini membuat investor mencari pasar dengan imbal hasil lebih tinggi, dan akhirnya membantu penguatan rupiah.
Berakhirnya periode repatriasi dividen
Ketika perusahaan besar mengembalikan dividen ke Indonesia, banyak uang yang masuk ke dalam negeri. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap rupiah meningkat, yang bisa membuat nilai tukar rupiah lebih kuat.
Arus modal masuk ke pasar saham dan obligasi
Ketika investor asing berinvestasi di pasar saham dan obligasi Indonesia, mereka harus menukar mata uang asing dengan rupiah. Ini juga meningkatkan permintaan untuk rupiah, yang bisa membuat nilai tukar rupiah menguat.
Penguatan rupiah dipengaruhi oleh banyak hal, contohnya faktor faktor ini baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kebijakan yang tepat dari pemerintah dan Bank Indonesia, ditambah dengan kondisi ekonomi global yang mendukung, bisa membuat rupiah tetap kuat. Semua faktor ini menunjukkan pentingnya stabilitas ekonomi agar nilai rupiah tetap terjaga. (Nanda Sabrina Khumairoh)