Kemenkes Temukan Varian Berbahaya DBD Serotipe Den 3 di Jepara

ilustrasi medcom.id

Kemenkes Temukan Varian Berbahaya DBD Serotipe Den 3 di Jepara

Media Indonesia • 27 March 2024 10:01

Jepara: Tim peneliti dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan virus dengue pada nyamuk dan jentik varian Serotipe Den 3 yang termasuk serotipe berbahaya di Jepara, Jawa Tengah. Kasus demam berdarah dengue (DBD) di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Jepara, Grobogan, Blora dan Kudus sendiri belum berakhir.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Eko Cahyo Puspeno menjelaskan hasil penelitian vektor di Desa Bugel, Kecamatan Kedung dan Desa Pendosawalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara ditemukan virus dengue pada nyamuk dan jentik varian Serotipe Den 3.

Berdasarkan penemuan tersebut, berarti terjadi transmisi transovarial sesuai dugaan yang ada selama ini. Sehingga di dalam telur nyamuk kemudian nanti menetas menjadi jentik lalu jadi nyamuk dewasa sudah mengandung virus DBD.

"Tidak perlu menggigit orang DBD, jentik sudah membawa virus," tambahnya.

Hasil penelitian serotipe pada sampel darah di enam rumah sakit, ungkap Eko berhasil dikumpulkan 237 sampel darah pasien DBD. Hasilnya cukup mengejutkan hampir seluruhnya serotipenya adalah Den 3. Sehingga ini cukup mengerikan sehingga banyak banyak terjadi shock bahkan meninggal.
 

Baca: RS di Kota Bandung Kewalahan Tangani Pasien DBD

"Dominan itu serotipe yang ganas, dapat disimpulkan bahayanya luar biasa dan penelitian yang dilakukan tim masih berlanjut untuk mengetahui indikator-indikator lainnya," kata Eko.

Sementara itu terkait kasus DBD di Jepara,  hingga pekan ke-13 tahun 2024 ini kasus DBD di daerah ini masih fluktuatif dengan tambahan 70 pasien suspek dan 4 positif. Sehingga secara keseluruhan terdapat 1.517 suspek, 234 positif dan 20 meninggal dunia.

Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat dari 35 daerah di provinsi ini jumlah kasus DBD telah mencapail 3.283 kasus dengan 90 orang di antaranya meninggal dengan jumlah terbanyak di Jepara yakni 20 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah mengatakan dalam kasus DBD di Jawa Tengah tersebut puncaknya terjadi di Januari-Februari dengan mayoritas pasien meninggal ialah anak berusia 5-14 tahun karena lebih mudah jatuh ke syok dan anak-anak kadang tidak mengetahui dan menyadari sakit apa.

"Jadi ini memerlukan perhatian serius dan kepekaan orang tua untuk memahami kondisi kesehatan anak-anaknya," ujarnya.

Kasus DBD di Jawa Tengah, menurut Irma Makiah, cukup menonjol karena hingga Maret ini sudah mencapai 3.283 kasus dengan 90 orang meninggal. Sedangkan pada 2023 lalu secara keseluruhan 6.500 kasus dengan 114 kasus kematian.

"Padahal baru sampai Maret ini sudah capai segitu besar, maka kewaspadaan harus ditingkatkan," imbuhnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)