Gawat! Ekonomi Merosot, Jerman Terancam Resesi

Jakarta: Ekonomi Jerman terus mengalami penurunan, dengan data terbaru menunjukkan ekonomi terbesar di Eropa itu telah menyusut untuk kedua kalinya berturut-turut pada 2024. 

Hal ini menjadi tanda semakin kuatnya tekanan ekonomi yang dihadapi negara tersebut, yang disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk inflasi yang tinggi, krisis energi, dan perang di Ukraina.

Berdasarkan laporan terbaru dari kantor statistik federal Jerman, Destatis, produk domestik bruto (PDB) Jerman menyusut sebesar 0,2 persen pada kuartal keempat 2024, menyusul penurunan sebesar 0,4 persen pada kuartal ketiga.

Penurunan ini menunjukkan ekonomi Jerman telah memasuki resesi teknis, yang didefinisikan sebagai dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan PDB.
 

Baca juga: IMF Memproyeksikan Pertumbuhan Dunia Stabil Tahun Ini

(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. Foto: Freepik)
 

Untungnya, pasar tenaga kerja masih kuat

Meskipun penurunan ekonomi, Jerman masih memiliki beberapa faktor positif yang dapat membantu pemulihan ekonomi di masa depan. Salah satunya adalah pasar tenaga kerja yang kuat, dengan tingkat pengangguran yang rendah. 

Hal ini menunjukkan konsumen masih memiliki daya beli yang cukup untuk mendukung ekonomi. Selain itu, Pemerintah Jerman juga telah mengumumkan paket stimulus ekonomi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

"Meskipun ekonomi Jerman sedang mengalami masa-masa sulit, kami yakin ekonomi Jerman memiliki potensi yang kuat untuk pulih," ungkap Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, yang dikutip dari The Guardian, Sabtu, 18 Januari 2025.

Namun, para ahli ekonomi memperingatkan tantangan ekonomi Jerman masih jauh dari selesai. Inflasi yang tinggi kemungkinan akan terus menekan daya beli konsumen, sementara krisis energi dapat terus membebani bisnis dan menyebabkan pemotongan lapangan kerja.

Penurunan ekonomi Jerman menjadi peringatan bagi negara-negara lain di Eropa, yang juga menghadapi tekanan ekonomi yang serupa. 

Kondisi global yang tidak stabil dan ketidakpastian ekonomi yang tinggi menuntut semua negara untuk bersiap menghadapi tantangan ekonomi yang akan datang dan bekerja sama untuk mencapai pemulihan global yang kuat dan berkelanjutan. (Laura Oktaviani Sibarani)