Ramalan IMF soal Ekonomi Global 2025, Ada Ketidakpastian Kebijakan

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ramalan IMF soal Ekonomi Global 2025, Ada Ketidakpastian Kebijakan

Ade Hapsari Lestarini • 20 January 2025 11:54

Washington: Dana Moneter Internasional (IMF) sedikit menaikkan perkiraan pertumbuhan globalnya pada 2025 menjadi 3,3 persen. Menurut pembaruan Prospek Ekonomi Dunia (WEO), angka ini naik 0,1 poin persentase dari proyeksinya pada Oktober 2024.

Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan dalam sebuah blog yang diunggah Jumat, 17 Januari 2025, ketidakpastian kebijakan ekonomi meningkat, dengan banyaknya pemerintah yang baru terpilih pada 2024.

"Meskipun prospek pertumbuhan global secara umum tidak berubah dari Oktober, perbedaan di antara negara-negara semakin melebar," tambah Gourinchas, dilansir Xinhua, Senin, 20 Januari 2025.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk 2025 telah direvisi naik sebesar 0,5 poin persentase menjadi 2,7 persen. Sementara perkiraan Zona Euro telah diturunkan sebesar 0,2 poin persentase menjadi satu persen.

Prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara pasar berkembang tetap stabil di angka 4,2 persen. Pembaruan tersebut juga menunjukkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk 2025 telah direvisi naik menjadi 4,6 persen, naik 0,1 poin persentase dari proyeksi Oktober.

Kepala ekonom IMF mencatat proyeksi terbaru menggabungkan perkembangan pasar terkini dan dampak dari meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan, yang diasumsikan bersifat sementara, tetapi IMF menahan diri untuk tidak "membuat asumsi" tentang potensi perubahan kebijakan yang masih menjadi perdebatan publik.

 

Baca juga: IMF Memproyeksikan Pertumbuhan Dunia Stabil Tahun Ini




Ilustrasi. Foto: Freepik

Proyeksi ekonomi AS


Mengenai ekonomi AS, Gourinchas mengatakan banyak perubahan kebijakan di bawah pemerintahan AS yang baru sulit diukur secara tepat. Perubahan tersebut kemungkinan akan mendorong inflasi lebih tinggi dalam waktu dekat.

"Beberapa kebijakan yang ditunjukkan, seperti kebijakan fiskal yang lebih longgar atau upaya deregulasi, akan merangsang permintaan agregat dan meningkatkan inflasi dalam waktu dekat, karena pengeluaran dan investasi segera meningkat," kata Gourinchas.

"Kebijakan lain, seperti tarif yang lebih tinggi atau pembatasan imigrasi, akan berdampak seperti guncangan pasokan negatif, yang mengurangi produksi dan menambah tekanan harga," lanjut dia.

Kepala ekonom IMF mencatat bagi beberapa negara, upaya kebijakan fiskal telah tertunda atau tidak cukup untuk menstabilkan dinamika utang. "Sekarang sangat mendesak untuk memulihkan keberlanjutan fiskal sebelum terlambat dan membangun penyangga yang cukup untuk mengatasi guncangan di masa mendatang yang mungkin cukup besar dan berulang," kata dia.

Ia juga menyerukan upaya tambahan untuk memperkuat dan meningkatkan lembaga multilateral guna membantu membuka ekonomi global yang lebih kaya, lebih tangguh, dan berkelanjutan.

"Kebijakan unilateral yang mendistorsi persaingan -- seperti tarif, hambatan nontarif, atau subsidi -- jarang meningkatkan prospek domestik secara berkelanjutan. Kebijakan tersebut tidak mungkin memperbaiki ketidakseimbangan eksternal dan malah dapat merugikan mitra dagang, memicu pembalasan, dan membuat setiap negara semakin terpuruk," jelas dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)