BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Akhir Tahun, Mirip Pergantian 2019 ke 2020

Ilustrasi banjir/Medcom/Yurike.

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Akhir Tahun, Mirip Pergantian 2019 ke 2020

Atalya Puspa • 18 December 2024 15:47

Jakarta: Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyatakan potensi cuaca ekstrem diprediksi terjadi hingga awal 2025. Fenomena atmosfer yang beramplifikasi, seperti La Nina lemah, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan seruakan dingin dari Asia menjadi faktor utama yang memengaruhi cuaca Indonesia.

“Fenomena ini mirip dengan yang terjadi pada akhir 2019 hingga awal 2020, saat curah hujan tinggi menyebabkan banjir di Jabodetabek,” ungkap Guswanto dalam acara Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu, 18 Desember 2024.
 

Baca: Simak Tentang Bencana Hidrometeorologi: Jenis hingga Mitigasinya

Guswanto menjelaskan bahwa pola cuaca ini telah mulai terbentuk sejak akhir November 2024. Selain itu, puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi dalam dua periode, yakni November-Desember 2024 di Sumatra, Pulau Jawa bagian selatan, dan Kalimantan, serta Januari-Februari 2025 di Jawa bagian utara, Lampung, Bali, Nusa Tenggara dan Papua.

BMKG juga mengidentifikasi sejumlah fenomena, seperti bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, daerah konvergensi, dan low-level jet dengan kecepatan angin mencapai 25 knot di wilayah Selat Sunda. Selain itu, seruakan dingin dari Asia yang membawa udara lembap berpotensi memicu curah hujan ekstrem, terutama di pesisir utara Jawa.

BMKG juga memperingatkan gelombang tinggi hingga 6 meter di beberapa wilayah perairan Indonesia, terutama di Samudra Hindia Barat dan perairan Sumatra. Gelombang tinggi ini, jika disertai hujan lebat, dapat meningkatkan risiko banjir pesisir akibat pasang surut.

"Untuk mengantisipasi potensi bencana, BMKG bersama stakeholder terkait telah menyiapkan SOP mitigasi cuaca buruk. Modifikasi cuaca juga dilakukan di wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Banten untuk mengurangi risiko hujan ekstrem," jelas dia. 

BMKG, kata dia, memberikan sejumlah tips bagi masyarakat yang akan bepergian selama libur Natal dan Tahun Baru. Beberapa di antaranya adalah mengurangi kecepatan kendaraan saat hujan lebat, menjaga jarak aman, menghindari genangan air, serta tidak menyalakan lampu hazard saat kendaraan sedang bergerak.

Guswanto menekankan pentingnya memanfaatkan aplikasi cuaca BMKG untuk memperoleh informasi terkini terkait kondisi cuaca. 

“Kami ingin memastikan masyarakat dapat menjalani liburan akhir tahun dengan aman dan nyaman,” ujarnya.

Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG melalui kanal resmi yang tersedia. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)