Ilustrasi. Foto: dok MI.
M Ilham Ramadhan Avisena • 30 January 2025 14:52
Jakarta: Efisiensi belanja negara di sejumlah pos kementerian/lembaga (K/L) harus dilakukan dengan cermat. Jangan sampai keputusan untuk menghemat anggaran tersebut memberikan dampak yang negatif terhadap perekonomian.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Muhammad Faisal mengatakan, upaya efisiensi dan realokasi yang dilakukan pemerintah cukup baik. Hanya, hal itu perlu dilakukan dengan baik dan terukur.
"Tapi jangan sampai memotong yang esensial, karena ada sebagian belanja yang esensial. Jadi jangan salah sasaran. K/L dalam konteks ini perlu cermat memotong bagian-bagiannya, jangan sampai salah prioritas atas usulan pemotongan," Faisal saat dihubungi, dikutip Kamis, 30 Januari 2025.
Efisiensi belanja negara itu juga dinilai sebagai langkah rasional. Pasalnya besar kemungkinan target pendapatan negara tak akan tercapai, salah satunya karena perubahan skema penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
Di sisi lain, belanja negara telah dialokasikan dengan jumlah yang lebih besar. Dikhawatirkan, tanpa efisiensi anggaran defisit APBN bakal terlampau besar dari yang diasumsikan dalam APBN 2025.
"Jadi kalau sebagian efisiensi ini dilakukan untuk menjalankan program prioritas, berarti desain program prioritas harus efisien dan efektif. Cara-caranya itu. jadi jangan malah program prioritas itu kurang selektif, kurang matang dari sisi desain, sehingga untuk mencapai target malah tidak efisien," terang Faisal.
Karenanya, kecermatan dalam menyisir anggaran dan menentukan program prioritas untuk dieksekusi menjadi hal yang penting. Efisiensi anggaran sebisa mungkin dilakukan tanpa mengorbankan kegiatan maupun program prioritas yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian.
Baca juga: Efisiensi Anggaran Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi Melambat |