Jaga Populasi, Menhut Lepas 4 Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung Pangandaran

Menteri Kehutanan Raja Juli meneken peresmian pusat reintroduksi Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Metro TV/Qonita Rakhman.

Jaga Populasi, Menhut Lepas 4 Banteng Jawa di Cagar Alam Pananjung Pangandaran

Atalya Puspa • 12 December 2024 07:04

Jakarta: Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melepas empat ekor Banteng Jawa (bos javanicus) di Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran, Jawa Barat, Rabu, 11 Desember 2024. Pelepasliaran ini sebagai upaya reintroduksi satwa Banteng Jawa yang secara alami pernah ada di lokasi CA Pananjung, namun sempat dinyatakan punah di lokasi tersebut. 

"Reintroduksi ini tentu bermaksud untuk menjaga populasi banteng. Yang merupakan sebuah spesies yang unik yang dapat kita kembangkan kembali, terutama di Pangandaran ini," ujar Raja Juli, Rabu, 11 Desember 2024.

Ia berterima kasih kepada para pihak seperti Pemerintah Daerah Kabupaten Pengandaran, Tim Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan, Balai Besar KSDA Jawa Barat, Taman Safari Indonesia, masyarakat sekitar dan para pihak yang telah membantu mewujudkan upaya reintroduksi Banteng Jawa ini.

"Ini adalah salah satu contoh dan sekaligus motivasi kabar gembira kepada seluruh jajaran kementerian di mana pun agar inisiatif baik seperti yang sedang kita selenggarakan pada hari ini direplikasi dapat dikembangkan di tempat-tempat lain, tentu dengan spesies yang khusus sesuai dengan habitat di tempat masing-masing," tutur dia.

Bupati Kabupaten Pengandaran Jeje Wiradinata menyambut baik upaya reintroduksi Banteng Jawa yang dilakukan Kementerian Kehutanan bersama para pihak di CA Penanjung Pengandaran. Ia menilai upaya reintroduksi ini akan berpengaruh positif pada perbaikan ekosistem, juga akan semakin meningkat kunjungan wisata di Pengandaran.

"Reintroduksi banteng di Pangandaran ini tentu akan menambah satu destinasi wisata yang akan menambah kunjungan wisatawan di Pangandaran," ujar Jeje.
 

Baca juga: Polisi Bongkar Perdagangan Satwa Liar di Aceh Besar, 30 Kg Sisik Trenggiling Disita

Sejarah keberadaan banteng di CA Pananjung Pangandaran dimulai pada 1979. Hasil inventarisasi masih terdapat 60-90 ekor banteng. Namun, material alam berupa abu vulkanik hasil letusan Gunung Galunggung pada 1982-1983 menyebabkan tertutupnya padang savana yang menjadi lokasi pakan banteng. Sehingga, menyebabkan menurunnya populasi banteng di CA Pananjung Pangandaran hingga akhirnya populasi terakhir dijumpai pada 2003. 

Reintroduksi Banteng Jawa ke CA Pananjung Pangandaran dinilai meningkatkan populasi Banteng Jawa dengan keragaman genetik yang lebih baik dari populasi terpisah yang ada di beberapa Taman Nasional di Jawa.

Guna memastikan keberhasilan program reintroduksi, Kemenhut dan para pihak telah melakukan berbagai persiapan penting. Antara lain, kajian kesesuaian habitat dan ruang untuk mengukur daya dukung serta daya tampung kawasan terhadap populasi. 

Kemudian, pemulihan ekosistem padang rumput seluas sekitar 7,12 hektare (Ha) terdiri atas 6,05 Ha di blok Cikamal dan 1,07 Ha di blok Nangorak, FGD untuk membangun dukungan masyarakat dengan meningkatkan kerja sama para pihak, pembuatan kandang habituasi dan penyiapan feeding ground berupa penanaman rumput pakan dan penyiapan areal lainnya.

Satwa Banteng Jawa yang direintroduksi ke CA Pananjung Pangandaran adalah sebanyak dua pasang atau empat individu. Berasal dari lembaga konservasi PT Taman Safari Indonesia I Bogor 1 individu berjenis kelamin betina dan satu betina dari PT Taman Safari Indonesia II Prigen. Kemudian dua jantan dari PT Taman Safari Indonesia III Gianyar Bali.

Seluruh Banteng Jawa yang direintroduksi merupakan keberhasilan program pengembangbiakan terkontrol pada Lembaga Konservasi Umum khususnya PT Taman Safari Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)