Indonesia-Tiongkok Kerja Sama Mineral Hijau

Penandatangan dua MoU kerja sama mineral hijau. Foto: Dokumen ESDM

Indonesia-Tiongkok Kerja Sama Mineral Hijau

Annisa Ayu Artanti • 10 November 2024 12:37

Jakarta: Indonesia-Tiongkok menandatangani dua kerja sama untuk memperkuat rantai pasok mineral.
 
Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menandatangani MoU Kerja Sama Mineral Hijau dengan H.E. Wang Wentao, Menteri Perdagangan (MOFCOM) dan MoU Kerja Sama Sumber Daya Mineral dengan H.E. Zheng Shanjie, Ketua National Development and Reform Commission (NDRC).
 
MoU tersebut merupakan dua dari delapan deliverables MoU yang ditandatangani di hadapan Presiden kedua negara.
 
"MoU ini menandai babak baru dalam kerja sama strategis Indonesia dan Tiongkok. Kolaborasi ini tidak hanya bakal memperkuat rantai pasok mineral yang berkelanjutan, tetapi juga akan mendorong investasi signifikan dalam pengembangan energi bersih di kedua negara," kata Bahlil sesaat usai penandatangan di lokasi acara, dikutip dari laman Kementerian ESDM, Minggu, 10 November 2024.
 
Bahlil melanjutkan, adanya kerja sama ini menunjukkan keseriusan Indonesia dan Tiongkok dalam mewujudkan komitmen global mempercepat proses transisi energi yang berkelanjutan.
 
"Kita bersama-sama berkontribusi dalam mencapai tujuan global untuk transisi energi yang adil dan inklusif," ucap dia.
 
NDRC dan MOFCOM merupakan dua badan penting pemerintah Tiongkok yang berwenang memberikan persetujuan investasi outbond oleh perusahaan-perusahaan dari negara tersebut ke luar negeri.
 
Baca juga: 

Indonesia Perlu Adopsi Strategi Pembangunan Ekonomi Tiongkok



Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping. (Biro Pers Sekretariat Presiden, Muchlis Jr)

Atasi perubahan iklim

MoU Kerja Sama Mineral Hijau dengan MOFCOM yang akan ditandatangani bertujuan untuk mendorong pengembangan industri mineral hijau, mulai penambangan sampai hilirisasinya di Indonesia, yang sejalan dengan komitmen kedua negara dalam mengatasi perubahan iklim.
 
Istilah mineral hijau mengacu pada produk mineral yang diperlukan untuk pengembangan industri hijau dan rendah karbon, serta eksplorasi, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya mineral yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di semua tahapan.
 
"Bagi Indonesia, ini bisa membuka peluang besar untuk mengembangkan industri mineral hijau yang bernilai tambah tinggi. Ke depan, mineral hijau akan menjadi kunci dalam pengembangan energi bersih sebagaimana arahan Presiden Prabowo," jelas dia.
 
Sementara itu, MoU Bidang Mineral dengan NDRC berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan mineral yang sangat dibutuhkan dalam industri modern, membuka kesempatan kedua belah pihak untuk menjajaki peluang investasi dan kerja sama di sektor sumber daya mineral mulai penambangan sampai hilirisasinya serta memperkuat rantai pasok sumber daya mineral yang aman dan berkelanjutan.
 
Melalui kerja sama ini, Kementerian ESDM akan memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama bilateral kedua negara di bidang mineral, serta diharapkan dapat meningkatkan investasi di sektor mineral Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)