Ilustrasi bandara sepi akibat efisiensi anggaran negara. Foto: Medcom.id/Hendrik Simorangkir.
Insi Nantika Jelita • 31 January 2025 13:33
Jakarta: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengaku khawatir memenuhi kebijakan penghematan anggaran pemerintahan Prabowo Subianto.
Dengan pemerintah pusat dan daerah mengurangi perjalanan dinas hingga 50 persen, diyakini berdampak pada penurunan penjualan tiket pesawat.
"Kalau anggaran perjalanan dinasnya dipangkas, ya tentu jumlah pax segmen pemerintah terpangkas juga," sebut Bayu kepada Media Indonesia, dikutip Jumat, 31 Januari 2025.
Bayu menjelaskan perjalanan dinas dari pemerintah berkontribusi sekitar 25 persen hingga 30 persen terhadap industri penerbangan dalam negeri. Dengan adanya kebijakan penghematan belanja negara tersebut, tentu dapat mengurangi kontribusi tersebut.
Adapun maskapai penerbangan nasional atau badan usaha milik negara (BUMN) memiliki porsi terbesar yang digunakan pejabat pemerintah atau aparatur sipil negara (ASN) selama perjalanan dinas dengan armada pesawat.
"Porsinya dari pemerintah itu sekitar 25 persen hingga 30 persen. Mungkin Garuda Indonesia porsinya paling besar, karena adanya kebijakan memakai maskapai itu untuk perjalanan dinas pemerintah," jelasnya.
Baca juga: Industri Akomodasi Wisata dan Mamin Tertekan Efisiensi Anggaran Negara |