Puluhan Pengusaha Katering di Tasikmalaya jadi Korban Penipuan Program MBG

Ilustrasi program makan siang bergizi (MBG). Metrotvnews.com/Siti Yona

Puluhan Pengusaha Katering di Tasikmalaya jadi Korban Penipuan Program MBG

Media Indonesia • 31 January 2025 09:47

Tasikmalaya: Sebanyak 35 pelaku usaha mikro, kecil menengah (UMKM) katering di Jalan Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi korban penipuan yang dilakukan oknum Paguyuban Jakwir program makan bergizi gratis (MBG). Para korban tertipu setelah menyetorkan uang Rp8,5 juta yang diklaim untuk biaya royalti, sertifikat halal, dan sertifikat laik higiene sanitasi.

Salah satu korban, Moena Rosliana, 36, warga Kecamatan Bungursari menuturkan awalnya menerima informasi dari para pelaku UMKM katering, bahwa ada perkumpulan bersama anggota paguyuban untuk membahas produk halal bertempat di Pertanian Cilembang pada Desember 2024. Saat itu, seorang pihak paguyuban datang melakukan sosialisasi dengan beberapa warga ditawari menjadi mitranya.

"Pertemuan pertama Pertanian Cilembang sudah ada kejanggalan. Karena oknum dari Panguyuban tidak menyebutkan anggota, dan selalu menanyakan berkaitan biaya sertifikat halal Rp8,5 juta, karena bersangkutan meminta agar UMKM bisa membayar sebagai biaya awal," katanya, Jumat, 31 Januari 2025. 

Ia mengaku pertemuan pertama bersama 35 pelaku UMKM katering itu merasa kaget, mengingat target sasaran uang hingga harus membayar sebesar Rp 8,5 juta. Dalam program MBG, kata dia, sudah mendirikan dua dapur bersama ibu kandungnya dengan totalnya sebesar Rp17 juta.

"Pada pertengahan Desember oknum yang mengatasnamakan paguyuban Jakwir itu akan melaksanakan bimbingan teknis dan akan dilaksanakan seperti yang sudah dilakukan di wilayah Ciamis. Akan tetapi, untuk mendapatkan sertifikat halal sudah membayar Rp8,5 juta, Rp11,1 juta hingga di wilayah Ciawi sekitar Rp20 juta," ujarnya.

Baca: 

Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Perlu Evaluasi Rutin


Menurutnya, bimbingan teknis di Kota Tasikmalaya harus mengeluarkan uang sebesar Rp2,2 juta, tapi semuanya belum melakukan pembayaran mengingat Bimtek belum terlaksana lantaran oknum paguyuban Jakwir banyak alasan. Dia mengungkap bahwa setiap pertemuan selalu berbicara uang, padahal program MBG yang hendak dilakukan sudah mengeluarkan uang dari modal mengadaikan.

"Saya sudah bangun dua dapur dan kantor, karena harus sesuai dan dari bangunan itu sudah menghabis uang Rp300 juta, belum akomodasi mobil dan jika ditotalkan lebih dari Rp800 juta. Kami mencari informasi tentang keberadaan paguyuban Jakwir dan hasil koordinasi dengan Kodim 0612 Tasikmalaya diarahkan ke SPPG ternyata itu penipuan," papar dia.
(MI/Kristiadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)