Wajibkan Siswi Tes Kehamilan usai Libur Sekolah, Ini Penjelasan SMA Sulthan Baruna Cianjur

Siswi di Cianjur lakukan tes kehamilan, foto: X @Rizieq_Sangean

Wajibkan Siswi Tes Kehamilan usai Libur Sekolah, Ini Penjelasan SMA Sulthan Baruna Cianjur

Roni Kurniawan • 23 January 2025 13:56

Cianjur: SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat, melakukan tes urine kehamilan bagi para siswi secara berkala. Tes tersebut dilakukan sekolah untuk mencegah para siswi mengalami hamil di luar nikah.

Rekaman video yang menunjukkan beberapa orang siswi tengah mengikuti tes urine yang digelar sekolah ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam rekaman tersebut, guru perempuan menemani siswi-siswi ke dalam toilet untuk tes urine dengan menggunakan test pack kehamilan.

Menurut Kepala Sekolah SMA Sulthan Baruna, Sarman, pihaknya membenarkan terkait video yang ramai diperbincangkan warganet tentang tes urine kepada siswi perempuan. Bahkan diakuinya, program tersebut sudah berjalan selama dua tahun terakhir sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya pernikahan dini.

"Itu redaksinya terlalu mencolok kalau bahasa di kampung bukan tes kehamilan tapi tes urine. Sebetulnya, ini program yang sudah berjalan di SMA selama 2 tahun," ucap Sarman saat dihubungi, Kamis, 23 Januari 2025.
 

Baca: Kementerian Agama Komitmen Kawal Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sarman menuturkan, usai libur semester atau libur kenaikan kelas, pihak sekolah melaksanakan tes urine kepada para siswi. Tes urine untuk mengecek kehamilan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara sekolah dan orang tua.

Latar belakang tes kehamilan dilakukan, Sarman mengatakan tiga tahun ke belakang terdapat kasus orang tua siswi yang meminta izin anaknya untuk dinikahkan. Ia mengetahui penyebabnya karena anak perempuan tersebut sudah hamil.

"Kami musyawarah dengan guru dan orang tua untuk mengantisipasi supaya jangan sampai kecolongan. Semua mendukung alhamdulillah berkaitan dengan ini," kata dia.

Dengan adanya program yang dilaksanakan setahun dua kali, ia mengatakan memberikan dampak. Pihaknya tidak menemukan adanya siswi yang hamil di luar nikah.
"Alhamdulillah jadi selama kami mengadakan satu tahun dua kali tidak ada yang positif. Jadi tidak kecolongan lagi," kata dia.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menerapkan kebijakan di sekolah yaitu melarang bagi siswa berpacaran di sekolah dan di luar sekolah selama memakai pakaian sekolah. Ia mengatakan para siswa pun lebih peduli terkait hal itu.

"Sekolah tidak main-main daripada terjadi," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)