Dampak Banjir, Ribuan Hektare Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen

Ilustrasi--Sawah terendam banjir. (MGN/Heru Kristiaji)

Dampak Banjir, Ribuan Hektare Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen

Media Indonesia • 7 February 2024 13:30

Grobogan: Ribuan hektare sawah terendam banjir di Kabupaten Demak dan Grobogan hingga ketinggian 0,5-1,2 meter, diperkirakan lebih dari 50 persen tanaman padi rusak dan musim panen pada Maret mendatang diprediksi mundur.

Banjir melanda Kabupaten Demak dan Grobogan akibat meluap dan jebolnya tanggul sungai Lusi, Serang, Tuntang dan Jragung mengakibatkan ribuan hektare sawah baru selesai ditanam terendam banjir dengan ketinggian 0,5-1,2 meter di kedua daerah tersebut.

Akibat terendam dan sebagian lainnya tersapu banjir, kerugian ditanggung petani mencapai puluhan miliar rupiah dan diperkirakan berakibat mundurnya masa panen yang sebelumnya direncanakan pada Maret mendatang.

"Kita terpaksa menanam ulang karena tanaman padi berusia 15-25 hari telah rusak," ujar Slamet, 34, petani di Karangawen, Demak, Rabu, 7 Februari 2023.

Hal serupa juga diungkapkan Sunardi, 45, petani di Gubug, Kabupaten Grobogan, setiap petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah, rata-rata untuk biaya dari mulai pembibitan, penanaman, pemupukan Rp6 juta per hektare.
 

Baca juga: Kantor Sekda dan KPU Grobogan Terdampak Banjir

"Saya sendiri ada 1,5 hektare, kerugian capai Rp10 juta belum termasuk hilangnya waktu yang mundur," imbuhnya.

Petani lain di Kebonagung, Kabupaten Demak, Nur Chabib mengatakan akibat banjir melanda dua daerah ini kerugian yang dipikul petani sangat besar karena jumlah lahan terendam sangat besar, karena gagal panen dan diperkirakan tanaman padi terendam lebih sepekan mengakibatkan busuk/mati hingga hanyut dibawa banjir.

Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus Nugroho mengatakan berdasarkan pendataan setidaknya ada tanaman padi berumur 15-25 hari di lahan seluas 1.000 hektare di Kecamatan Karangawen dan Kebonagung terendam banjir rata-rata dengan ketinggian air 70 sentimeter.

"Dimungkinkan terjadi gagal panen (puso) hingga kerugian ditanggung oleh petani di daerah ini capai Rp25 miliar akibat banjir ini," ujar Agus Nugroho.

Bencana banjir terjadi di enam desa di dua kecamatan ini, lanjut Agus Nugroho, terjadi karena intensitas hujan tinggi di daerah hulu sungai yakni Kabupaten Semarang, Boyolali dan Salatiga, sehingga volume beberapa sungai meningkat dratis dan sejumlah tiitik tanggul sungai Jragung dan Tuntang jebol.

Secara terpisah Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih mengungkapkan akibat banjir melanda 64 desa di 16 kecamatan di Grobogan ini sebanyak 3.879 hektare sawah terendam banjir hingga ketinggian 1,2 meter, sehingga diperkirakan akan mengalami gagal panen hingga 50 persen lebih.

"Dinas Pertanian juga masih melakukan pendataan dampak banjir terhadap lahan persawahan ini, termasuk klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) kepada petani," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)