Ilustrasi beras. Foto: Medcom.id
Media Indonesia • 9 March 2024 17:41
Jakarta: Pengamat pertanian Syaiful Bahari menyebut musim panen raya yang digadang-gadang menjadi momen turunnya harga beras, ternyata tidak terlalu berdampak terhadap penurunan harga beras. Akan tetapi, menurut dia, turunnya harga beras yang tipis adalah efek dari impor beras yang dilakukan oleh pemerintah.
"Puncak panen raya itu di April-Mei. Di Maret ini ada juga panen, tapi belum panennya belum merata, dan di beberapa kabupaten di Jateng sudah ada panen, dan harga gabah di sekitar Rp7.200 sampai Rp7.500," kata Syaiful saat dihubungi Sabtu, 9 Maret 2024.
"Penurunan harga gabah tersebut belum tentu berdampak terhadap penurunan harga beras. Saat ini turunnya harga beras yang tipis tersebut lebih dikarenakan beras impor yang dijanjikan pemerintah 600 ribu ton akan masuk. Jadi harga gabah di petani mulai tertekan," tambah dia
Yang jelas, tegas Syaiful, meskipun akan ada panen raya di April-Mei mendatang, harga beras tidak akan kembali turun seperti semula.
"Karena panen raya tersebut kita juga belum pasti hasilnya bagaimana, mengingat di beberapa wilayah seperti di Jateng dan Jabar juga terkena banjir. Artinya, masih berisiko tinggi," terang dia.
Baca juga: Wapres: Harga Beras Segera turun