Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Mencapai 30 Kasus pada Awal Januari

Petugas tengah melakukan fogging untuk memberantas sarang nyamuk aedes aegypty. Media Indonesia/ Kristiadi

Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Mencapai 30 Kasus pada Awal Januari

Media Indonesia • 22 January 2025 17:12

Tasikmalaya: Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, masih meningkat setiap harinya. Sejak Januari 2025 tercatat 30 kasus disebabkan karena musim hujan masih terjadi. Peningkatan tersebut telah menyebabkan 8 orang harus mendapat perawatan di rumah sakit dan yang lainnya berangsur sembuh.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi tahun ini menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) atau nyamuk aedes aegypti. Peningkatan kasus tersebut, memyebabkan 8 orang terpaksa harus menjalani rawat inap di rumah sakit dan serangan menyerang berbagai usia.

"Kalau melihat kasus DBD yang terjadi di awal bulan Januari ini memang banyak didominasi oleh anak-anak dan remaja. Karena, virus yang masuk lebih cepat tapi peningkatan kasus ini sejak awal Januari menyebabkan 8 orang harus mendapat perawatan tapi dalam kasus ini insyallah tidak ada pasien meninggal," kata Asep, Rabu, 22 Januari 2025.
 

Baca: Memasuki Musim Hujan, Pemkot Surabaya Antisipasi DBD dan Chikungunya
 
Dia mengatakan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama ini petugas kesehatan masih berupaya merawat pasien usia anak-anak maupun dewasa yang mana berdasarkan laporan jumlahnya tercatat 30 orang harus mendapat perawatan di RSUD Dr Soekardjo dan RS swasta lain di Kota Tasikmalaya.

Namun kasus DBD masih adanya kemungkinan mengalami kenaikan karena kurangnya menjaga lingkungan sekitar rumah.

"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah, dispenser, gantungan pakaian, lubang pagar bambu dan yang lainnya serta masyarakat harus waspada membersihkan lingkungannya," jelas Adep.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)