Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Insi Nantika Jelita • 13 February 2025 15:33
Jakarta: Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengungkapkan sepanjang Februari ini, tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung meningkat dan berada di titik terendah. Pada Selasa, 11 Februari 2025, IHSG ditutup melemah 116,15 poin atau 1,75 persen ke posisi 6.531,99.
"Posisi tersebut terendah sejak Desember 2021," tulis analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis, 13 Februari 2025.
Ambruknya IHSG disebabkan oleh tekanan terhadap pasar saham Indonesia yang telah terjadi sejak Oktober 2024 lalu, menjelang penyelenggaraan Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS). Dari hasil pemilu tersebut memicu aksi jual yang lebih dalam terhadap pasar saham Indonesia, terutama investor asing.
"Sejak Oktober 2024 hingga 11 Februari 2025, telah terjadi net selling asing Rp42 triliun atau setara USD2,6 miliar," ungkap analisis itu.
Pasar sempat didorong oleh langkah Bank Indonesia yang di luar ekspektasi menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 Januari 2025 lalu. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai untuk saat ini sebenarnya masih cukup berisiko untuk menurunkan suku bunga karena terus menurunnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS (fed fund rate/ FFR). Ini karena menyusul rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tadi malam yang lebih tinggi dari ekspektasi, sebesar 3,0 persen.
Kemudian, rilis inflasi AS tersebut juga memicu kenaikan indeks dolar (DXY) dan juga imbal hasil US treasury yield. Imbal hasil US treasury tenor 10 tahun naik ke level 4,63 persen.
Ilustrasi pedagang saham di BEI. Foto: dok MI/Rommy Pujianto
Baca juga: Sempat Menguat, IHSG Jeblok Lagi |