Pemasangan Chattra di Candi Borobudur Ditolak IAAI

Candi Borobudur. Foto: Youtube.

Pemasangan Chattra di Candi Borobudur Ditolak IAAI

Siti Yona Hukmana • 10 September 2024 13:22

Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) menolak pemasangan chattra atau payung di puncak Candi Borobudur. Hal ini diputuskan dalam rapat pertemuan yang dilakukan Badan Pengurus Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia/IAAI Pusat pada Senin malam, 9 September 2024.

"Keputusan rapat adalah IAAI menolak rencana tersebut, karena kajian yang dilakukan oleh BRIN yang dijadikan dasar pemasangan chattra tersebut, menurut IAAI tidak memenuhi aspek akademis dan prosedur," kata Ketua IAAI Marsis Sutopo kepada Medcom.id, Selasa, 10 September 2024.

Rapat itu dihadiri baik oleh Dewan Pengawas, Majelis Kode Etik, Pengurus Pusat, dan 10 Pengurus Komisariat Daerah IAAI. Rapat digelar sehubungan dengan rencana peresmian pemasangan chattra Candi Borobudur oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu, 18 September 2024.

Marsis mengatakan IAAI berpadangan bahwa pemasangan chattra tersebut tidak berdasarkan bukti ilmiah, melainkan hanya mereka-reka. Selain itu, prosedur kajian juga dinilai tidak sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

"Secara resmi IAAI akan berkirim surat kepada Menteri Agama serta Direktur Jenderal terkait, Mendikbudristek serta Direktur Jenderal Kebudayaan, Menko Marinves, dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebagai bentuk penolakan IAAI atas rencana pemasangan tersebut," ungkap Marsis.

Sebelumnya, sejumlah akademisi dan pemerhati candi mendorong agar Candi Borobudur segera dipasang chattra atau payung di puncak. Kehadiran chattra diyakini akan memberikan banyak dampak positif bagi umat Buddha, baik di Indonesia maupun dunia.

Chattra mengandung banyak makna filosofis yang sangat mendalam melebihi aspek kesejarahan dan arkeologis. Dosen Antropologi Universitas Diponegoro (Undip), Stanley Khu, berpandangan bahwa sudah tiba waktunya memahami Borobudur tidak hanya sebagai candi dalam konteks historis atau arkeologis.

"Akan lebih bermanfaat untuk juga memahami Borobudur sebagai kuil kebudayaan tempat ornamen-ornamen dan simbol-simbol Buddhis yang diakui secara universal oleh masyarakat Buddhis di berbagai belahan dunia," kata Stenley dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 23 Februari 2023. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)