PLTP Kamojang. Foto: Medcom.id/Husen.
Husen Miftahudin • 5 September 2024 13:58
Kabupaten Bandung: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang disebut memiliki Capacity Factor (CF) yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata CF yang dimiliki unit pembangkit panas bumi di dunia.
Capacity Factor (CF) merupakan faktor kapasitas, perbandingan antara kapasitas rata-rata dalam megawatt produksi selama periode tertentu terhadap kapasitas terpasang.
Adapun, Capacity Factor (CF) yang bisa ditampung PLTP Kamojang tercatat sebesar 84 persen. Sementara kapasitas faktor geotermal dunia rerata hanya mencapai 80 persen.
"Kalau geotermal di dunia itu sekitar 80 CF. Kami sampai tahun 2023 kemarin CF kami itu masih bisa mencapai 84, meskipun unit kami sudah tua," ungkap Senior Officer Engineering Panas Bumi Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power (PLN IP) Tutun Abdurahman dalam kunjungan media di PLTP Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 4 September 2024.
Beroperasi lebih dari 40 tahun
PLTP Kamojang merupakan PLTP pertama di Indonesia yang beroperasi sejak 1982. Pada awalnya, PLTP Kamojang hanya memiliki satu unit
pembangkit dengan kapasitas sebesar 30 megawatt (MW).
Lima tahun berselang, tepatnya pada 1987, PLTP Kamojang mengoperasikan unit 2 dan unit 3 yang masing-masing memiliki kapasitas sebesar 55 MW. Sehingga, total kapasitas terpasang PLTP Kamojang saat ini sebesar 140 MW.
"PLTP Kamojang ini adalah PLTP pertama yang ada di Indonesia yang beroperasi sejak tahun 1982," jelas Spesialis Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN IP Iwan Setiono.
PLTP Kamojang memiliki kapasitas daya mencapai 140 MW terintegrasi bersama dengan PLTP Darajat yang berada di Kabupaten Garut dan PLTP Gunung Salak yang terletak di Kabupaten Bogor. PLTP Darajat dan PLTP Gunung Salak masing-masing memiliki total kapasitas terpasang sebesar 55 MW dan 180 MW.
Sehingga, total kapasitas dalam PLTP Kamojang Power Generation O&M Services Unit (POMU) mencapai sebesar 375 MW. Dengan empat unit PLTP dari PLTP Darajat (satu unit) dan PLTP Gunung Salak (tiga unit), PLTP Kamojang POMU kini mengelola total tujuh unit PLTP.
Hasilkan hidrogen hijau
Selain menghasilkan energi listrik, PLTP Kamojang juga memiliki Green Hydrogen Plant (GHP) yang dapat menghasilkan hidrogen hijau. Dalam hal ini PLTP Kamojang menjadi pemasok hidrogen hijau untuk Refueling Station (HRS) yang terletak di Senayan, Jakarta.
Hidrogen hijau dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif ramah lingkungan pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). PLTP Kamojang ini dalam kapasitasnya mampu menghasilkan 8 kilogram (kg) hidrogen hijau dalam satu jam.
"Hydrogreen Plant ini menggunakan air kondensat yang (merupakan) sisa dari proses pendinginan
cooling tower, dimana
cooling tower ini menggunakan siklus tertutup. Jadi air hasil kondensasi dari uap panas bumi ini kemudian kita dinginkan di cooling tower, selanjutnya air sisa pendinginan kita kembalikan lagi ke kondensor lagi," papar Iwan menjelaskan.
Kendati demikian, Iwan mengakui saat ini konsumen yang menggunakan hidrogen hijau belum terlalu banyak. Sehingga PLTP Kamojang hanya menunggu permintaan dari HRS Senayan.
"Tantangan kita adalah dalam menciptakan ekosistem hidrogen, yang belum ada sekarang adalah konsumen yang belum banyak. Jadi kendala produksi kita memang menunggu konsumen," urai Iwan.
"Kalau konsumennya sudah ada, kita produksi. Jadi kita saat ini masih menunggu kalau ada permintaan dari HRS Senayan, baru kita produksi," tambah dia.