Dinkes Malang Siapkan Ruang Isolasi Antisipasi Kasus Cacar Monyet

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif. MTVN/Daviq Umar Al Faruq

Dinkes Malang Siapkan Ruang Isolasi Antisipasi Kasus Cacar Monyet

Daviq Umar Al Faruq • 4 September 2024 13:51

Malang: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengantisipasi kasus cacar monyet atau Mpox di wilayahnya. Salah satu yang dilakukan, menyiapkan ruang isolasi di seluruh fasilitas kesehatan.

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan hingga 1 September 2024, tidak ada temuan kasus cacar monyet di Kota Malang. Dinkes juga tidak mendapatkan laporan kasus terkonfirmasi maupun yang menunjukkan gejalanya.

“Sampai hari ini, belum ada laporan kasus monkeypox di Kota Malang, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun klinik. Tetapi, semua fasilitas kesehatan sudah kita imbau untuk menyiapkan ruang isolasi khusus sebagai bentuk kesiapsiagaan,” katanya, Rabu, 4 September 2024.

Husnul menyebutkan, pihaknya telah membentuk Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengantisipasi masuknya wabah cacar monyet. Selain menyiapkan ruang isolasi khusus sebagai langkah penanganan utama, dinkes juga diminta menyiapkan segala kebutuhan untuk deteksi dini gejala cacar monyet.
 

Baca juga: Jabar Catat 2 Kasus Cacar Monyet hingga Mei 2024

Husnul menambahkan, Kota Malang juga diproyeksikan bakal menerima vaksin cacar monyet. Namun saat ini vaksin tersebut masih diprioritaskan untuk daerah-daerah yang sudah terdapat kasus terkonfirmasi.

Pemberian vaksin cacar monyet hampir sama dengan covid-19, yakni ada vaksin untuk dosis pertama lalu ada tambahan berikutnya. Vaksin ini berfungsi melindungi tubuh dari potensi paparan cacar monyet.

“Vaksin ini akan didistribusikan oleh Kemenkes ke provinsi, lalu ke daerah yang sudah melaporkan gejala monkeypox. Kota Malang akan mengikuti SOP-nya," ujarnya.

Husnul pun menerangkan bahwa gejala cacar monyet mirip seperti dengan cacar air, namun dengan intensitas yang lebih parah. Kondisi itu diawali dengan demam tinggi serta penyakit ini juga bisa menular kepada orang lain.

“Bintik-bintiknya ini lebih banyak dan lebih sakit. Ini bisa menyerang semua kelompok umur, terutama mereka yang memiliki sistem imunitas rendah seperti anak-anak, lansia dan ibu hamil,” jelasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)