Trump Teken Rencana Pengenaan Tarif Timbal Balik pada Mitra Dagang

Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Hu Yousong.

Trump Teken Rencana Pengenaan Tarif Timbal Balik pada Mitra Dagang

Ade Hapsari Lestarini • 14 February 2025 07:37

Washington: Presiden AS Donald Trump menandatangani sebuah memorandum yang mengarahkan pemerintahannya untuk menentukan tarif timbal balik yang setara dengan setiap mitra dagang asing.

"Saya telah memutuskan untuk tujuan keadilan, saya akan mengenakan tarif timbal balik - artinya berapa pun yang dikenakan negara kepada Amerika Serikat, kami tidak akan mengenakan biaya lebih, tidak kurang. Dengan kata lain, mereka mengenakan pajak atau tarif kepada kami dan kami mengenakan pajak atau tarif yang sama persis kepada mereka. Sangat sederhana," kata Trump di Gedung Putih, dilansir Xinhua, Jumat, 14 Februari 2025.

Menurut memorandum tersebut, merupakan kebijakan Amerika Serikat untuk mengurangi defisit perdagangan barang tahunan yang besar dan terus-menerus. Hal ini untuk mengatasi aspek-aspek lain yang tidak adil dan tidak seimbang dari perdagangan AS dengan mitra dagang asing.

Berdasarkan apa yang disebut "Rencana Adil dan Timbal Balik," pemerintah akan bekerja keras untuk melawan pengaturan perdagangan non-timbal balik dengan mitra dagang dengan menentukan tarif timbal balik yang setara dengan masing-masing mitra dagang asing.

"Pendekatan ini akan memiliki cakupan yang komprehensif, dengan mengkaji hubungan perdagangan non-timbal balik dengan semua mitra dagang Amerika Serikat," kata dia.


Presiden AS Donald Trump. Foto: EPA
 

Baca juga: Gerak Cepat Hadapi Perang Tarif AS
 

Defisini timbal balik ala Trump


Berdasarkan negosiasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), timbal balik berarti keseimbangan menyeluruh, dalam hal konsesi yang diberikan dan konsesi yang diterima, antara masing-masing negara di satu pihak dan semua mitra dagangnya di pihak lain.

"Namun demikian, Trump telah mendefinisikan ulang makna timbal balik untuk diterapkan berdasarkan pos tarif, negara per negara, daripada keseimbangan menyeluruh," kata Peneliti senior nonresiden di Peterson Institute for International Economics, Gary Clyde Hufbauer, kepada Xinhua.

"Dengan resiprositas, sebagaimana didefinisikan oleh Trump, tarif AS mungkin rata-rata akan naik 10 hingga 15 poin persentase. Menurut pendapat saya, tarif sebenarnya merugikan ekonomi AS, jadi meskipun tarif akan meningkatkan pendapatan, tarif akan mengurangi pertumbuhan PDB," kata Hufbauer.

Para pengamat percaya, logika ini merusak prinsip tradisional keseimbangan menyeluruh dalam kerangka WTO, yang berpotensi menyebabkan ketegangan perdagangan dan kebuntuan negosiasi, serta mendorong negara lain untuk mengambil tindakan balasan sebagai respons terhadap kenaikan tarif AS.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)