Menkeu Sri Mulyani Indrawati. Foto: dok Kemenkeu.
M Ilham Ramadhan Avisena • 15 December 2024 14:17
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, sistem Indonesia National Single Window (INSW) telah mendukung beragam efisiensi ihwal perdagangan internasional. Dengan sistem itu, pelaku usaha yang melakukan kegiatan ekspor dan impor disebut mendapatkan banyak kemudahan.
"Proses transformasi digital melalui Indonesia National Single Window ini kalau digambarkan secara sederhana, dulu masing-masing kementerian/lembaga memiliki proses sendiri-sendiri, semua pelaku ekspor/impor harus datang ke masing-masing instansi. Dengan Indonesia National Single Window, maka kita membuat satu entry untuk semua kementerian/lembaga sehingga sangat memudahkan para pelaku usaha," jelas Sri Mulyani seperti dikutip dari siaran pers, Minggu, 15 Desember 2024.
Efisiensi melalui SINSW, kata Sri Mulyani, menghilangkan repetisi dan kompleksitas, sangat relevan sebagai salah satu solusi atas tingginya angka incremental capital output ratio (ICOR) yang kerap disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan. Ketika ICOR relatif tinggi, efisiensi investasi di suatu negara dipandang kurang.
Termasuk di antara capaian INSW terlihat dari implementasi perizinan ekspor dan impor yang berdasarkan survei Prospera pada 2023, menghasilkan efisiensi waktu hingga 54,6 persen dan efisiensi biaya 97,8 persen.
Integrasi layanan ekspor dan impor dalam proses clearance barang impor dan ekspor yang memerlukan tindakan karantina dengan proses pemeriksaan fisik bersama (joint inspection), menghasilkan efisiensi waktu sebesar 73,4 persen, dan efisiensi biaya 46,1 persen.
Selanjutnya, integrasi layanan pengangkutan barang menghasilkan efisiensi waktu sebesar 21,6 persen dan efisiensi biaya 45,5 persen. Di sektor mineral dan batu bara, digitalisasi alur dari produksi sampai penjualan batu bara, juga dilakukan secara terintegrasi melalui SINSW.
Hal itu memudahkan pengawasan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan tata niaga minerba. Hingga November 2024, tercatat penerimaan PNBP batu bara mencapai Rp52,9 triliun.
Baca juga: Lewat ICA-CEPA, Indonesia Berpeluang Akses Pasar Amerika Utara |