Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Megathrust

Peringatan gempa megathrust Jepang akan dicabut. (Kyodo)

Jepang Akan Cabut Peringatan Gempa Megathrust

Marcheilla Ariesta • 15 August 2024 14:47

Tokyo: Jepang akan mencabut peringatan gempa besar atau megathrust yang berpotensi menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa. Peringatan diangkat sepekan setelah gempa 7,1 magnitudo yang menyebabkan tsunami satu meter di negara itu.

Peringatan bahwa bencana seperti itu mungkin melanda negara kepulauan berpenduduk 125 juta orang itu mendorong ribuan orang Jepang untuk membatalkan liburan dan menimbun barang-barang penting, sehingga rak-rak di beberapa toko pun kosong.

Menteri penanggulangan bencana Jepang Yoshifumi Matsumura mengatakan "peringatan khusus untuk perhatian" akan dicabut pada pukul 17.00 sore waktu setempat, dengan asumsi tidak ada aktivitas seismik besar.

"Kami mendesak orang-orang untuk secara teratur memeriksa kesiapan mereka untuk gempa besar yang diperkirakan terjadi," kata Matsumura, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 15 Agustus 2024.

Pada Kamis pekan lalu, badan cuaca Jepang mengatakan kemungkinan gempa besar "lebih tinggi dari biasanya" setelah guncangan berkekuatan 7,1 skala Richter sebelumnya pada hari itu yang melukai 14 orang.

Itu adalah jenis gempa tertentu yang disebut gempa megathrust subduksi, yang di masa lalu terjadi berpasangan dan dapat melepaskan tsunami kolosal.

Peringatan itu menyangkut Palung Nankai di antara dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik.

Jurang bawah laut sepanjang 800 km itu membentang sejajar dengan Pantai Pasifik Jepang termasuk di lepas wilayah Tokyo, wilayah perkotaan terbesar di dunia dan rumah bagi sekitar 40 juta orang.

Pada tahun 1707, semua segmen Palung Nankai pecah sekaligus, melepaskan gempa bumi yang tetap menjadi gempa bumi terkuat kedua di negara itu yang pernah tercatat.

Gempa itu, yang juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji, diikuti oleh dua megathrust Nankai yang kuat pada tahun 1854, dan kemudian sepasang pada tahun 1944 dan 1946.

Pemerintah Jepang sebelumnya mengatakan megagempa berikutnya berkekuatan 8 hingga 9 di sepanjang Palung Nankai memiliki kemungkinan sekitar 70 persen untuk terjadi dalam 30 tahun ke depan.

Dalam skenario terburuk, 300.000 jiwa bisa melayang, para ahli memperkirakan, dengan beberapa teknisi mengatakan kerusakannya bisa mencapai US$13 triliun, dengan infrastruktur hancur.

Namun, para ahli mengatakan risikonya masih rendah, dan kementerian pertanian dan perikanan mendesak orang-orang pada hari Sabtu "untuk menahan diri dari menimbun barang secara berlebihan".

Pernyataan itu muncul setelah supermarket membatasi pembelian termasuk air minum kemasan, dan karena permintaan barang-barang darurat seperti toilet portabel dan makanan yang diawetkan melonjak secara daring.

Peringatan gempa besar itu bahkan mendorong Perdana Menteri Fumio Kishida untuk membatalkan perjalanan empat hari ke Asia Tengah yang akan berlangsung akhir pekan lalu.

Beberapa kereta peluru mengurangi kecepatannya sebagai tindakan pencegahan dan pembangkit listrik tenaga nuklir diinstruksikan oleh pihak berwenang untuk memeriksa ulang persiapan bencana mereka.

Baca juga: Jepang Bersiap Hadapi Potensi Gempa Besar Pekan Depan

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)