70 Orang Menjadi Korban Perundungan di Berbagai Kampus di Semarang

Ilustrasi. Medcom.id

70 Orang Menjadi Korban Perundungan di Berbagai Kampus di Semarang

Media Indonesia • 1 October 2024 14:13

Semarang: Hasil investigasi Kementerian Kesehatan menyebut jumlah korban perundungan (bullying) di berbagai kampus di Semarang, Jawa Tengah, mencapai 70 orang. Seluruh data hasil investigasi ini telah diserahkan ke Polda Jawa Tengah.

Proses pengusutan dan penyelidikan terhadap kasus perundungan Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) oleh Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Jawa Tengah terus berjalan dengan memeriksa puluhan saksi.

Bahkan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Murti Utami mendampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha kembali mendatangi Polda Jawa Tengah untuk bertemu Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Ribut Hari Wibowo untuk memastikan penyelidikan kasus ini berjalan dengan baik.

"Ada 70an korban perundungan di berbagai kampus di Semarang yang sudah diserahkan ke Polda Jawa Tengah untuk diproses," kata Murti Utami di Kota Semarang, Senin, 1 Oktober 2024.

Selain menyerahkan daftar korban perundungan, Kementerian Kesehatan juga menyiapkan semua bukti seusai permintaan dari Polda Jawa Tengah untuk kasus perundungan ini, dari bukti-bukti, saksi, kuasa hukum, dan lainnya, 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Kombes Johanson Ronald Simamora, mengatakan meskipun 70-an pelapor perundungan sudah diserahkan oleh Kementerian Kesehatan, namun kepolisian belum lakukan pemeriksaan secara rinci, karena saat ini penyidik masih fokus terhadap laporan investigasi yang disodorkan kementerian di RSUP Kariadi.

Hingga saat ini, dalam penanganan kasus dugaan perundungan Aulia Risma Lestari, polisi telah memeriksa 46 saksi baik itu dari Undip Semarang mulai dari mahasiswa seangkatan, mahasiswa senior maupun para dokter di RSUP Dr Kariadi Semarang.

"Sedangkan bukti 70-an pelapor kasus perundungan tersebut tetap kami tindak lajuti, tetapi mungkin porsinya berbeda, sehingga diharapkan para korban segera membuat laporan," ujar Johanson.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)