BI: Minggu Ini Indonesia Kehilangan Rp1,31 Triliun Dana-dana Asing

Ilustrasi dana asing dalam bentuk dolar AS - - Foto: Depositphotos.

BI: Minggu Ini Indonesia Kehilangan Rp1,31 Triliun Dana-dana Asing

Husen Miftahudin • 14 September 2024 14:35

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Berdasarkan data transaksi pada 9-12 September 2024, dana dari investor asing (nonresiden) tersebut tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp1,31 triliun.
 
Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tercatat keluar sebanyak Rp3,59 triliun dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp0,18 triliun.
 
Sementara di pasar saham, investor bule justru memasukkan dana-dananya (beli neto) sebesar Rp2,46 triliun.
 
"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 12 September 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp31,47 triliun di pasar saham, Rp10,37 triliun di pasar SBN, dan Rp184,03 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 14 September 2024.
 
Sementara berdasarkan data pada semester II-2024 hingga 12 September 2024, nonresiden tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp31,13 triliun di pasar saham, Rp44,33 triliun di pasar SBN, dan Rp53,68 triliun di SRBI.
 

Baca juga: Rupiah Jumat Sore Ditutup Menguat ke Level Rp15.401/USD
 

Premi risiko turun

 
Sementara itu premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 69,63 basis poin (bps) per 12 September 2024 dari 70,45 bps per 6 September 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
 
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
 
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tutup Erwin.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)