Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ficky Ramadhan • 25 September 2024 15:26
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tengah menunggu hasil autopsi ketujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Jawa Barat (Jabar). Hasil autopsi dibutuhkan untuk mengetahui kematian ketujuh pria tersebut.
Hal itu disampaikan Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, setelah pihaknya melakukan supervisi ke Polrestro Bekasi Kota. Gelar perkara juga dilakukan terkait penemuan tujuh jenazah tersebut.
"Kompolnas saat ini masih harus menunggu hasil autopsi 7 jenazah untuk dapat diketahui penyebab kematiannya," kata Poengky, saat dihubungi, Rabu, 25 September 2024.
Dalam supervisi dan gelar perkara tersebut, Poengky mengatakan diduga tujuh jenazah itu bagian dari kelompok yang akan tawuran. Total, ada 50 orang yang berkumpul di lokasi tersebut.
"Ada yang membawa senjata-senjata tajam dan ada yang mengonsumsi minuman keras," ungkap dia.
Saat tim patroli datang, para anggota geng langsung lari membubarkan diri. Ada yang masuk kampung hingga melompat ke sungai. Beberapa orang yang melompat ke sungai ada yang diselamatkan Tim Patroli Presisi.
Poengky mengatakan, Kompolnas juga sempat melakukan wawancara terhadap tiga tersangka yang terbukti membawa senjata tajam. Dalam wawancara tersebut, para tersangka mengaku bahwa kelompok geng itu berlarian karena takut akan melakukan tawuran dan membawa senjata tajam.
Terkait dengan patroli polisi, Poengky mengatakan bahwa hal itu memang merupakan tugas kepolisian untuk mencegah kejahatan. Pihaknya juga mendorong patroli dilakukan secara rutin, khususnya di daerah-daerah rawan kejahatan agar kejahatan dapat dicegah dan dapat melindungi serta mengayomi masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat jadi korban kejahatan jalanan serti begal, tawuran antar geng, konvoi geng dengan mengacung-acungkankan sajam, dan sebagainya," kata Poengky.
Kompolnas juga berharap peran orang tua untuk aktif dalam menjaga anak-anaknya agar tidak menjadi korban kejahatan atau terjerumus menjadi pelaku kejahatan.
"Kami justru berharap orang tua atau wali yang bertanggungjawab menjaga anak-anaknya harus benar-benar memastikan mereka aman ada di rumah pada malam hingga pagi hari, agar anak tidak menjadi korban kejahatan atau terjerumus menjadi pelaku kejahatan," ujar dia.