Sumbatan di Hulu Sungai jadi Penyebab Banjir Bandang di Ternate

Banjir badang di Kota Ternate. Maluku Utara. (Dok BNPB)

Sumbatan di Hulu Sungai jadi Penyebab Banjir Bandang di Ternate

Atalya Puspa • 26 August 2024 12:12

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir bandang yang terjadi di Kota Ternate, Maluku Utara, disebabkan adanya sumbatan pada hulu sungai. Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan Kota Ternate terletak di Pulau Gunung Gamalama, pada sisi barat punya tingkat kecuraman lereng lebih tinggi dibanding sisi timur yang merupakan lokasi populasi paling padat di Pulau Gunung Api Gamalama.

"Ini tentu saja ada beberapa kondisi yang bisa saja menyebabkan kestabilan slop atau mungkin ada sumbatan-sumbatan di hulu-hulu sungai, karena banjir bandang penyebab utama secara alam ialah adanya sumbatan, baik itu alami maupun buatan yang terjadi di hulu sungai di bagian atas," kata Abdul dalam konferensi pers Bencana Banjir Bandang Rua di Kota Ternate, Senin, 26 Agustus 2024.

Sumbatan ini, kata dia, bisa terjadi oleh faktor alam. Misalnya ada kondisi kebakaran hutan dan lahan, serta kondisi pelapukan yang menyebabkan pohon kayu yang patah, ataupun batuan yang menghalangi alur air. Hal itu juga menjadi pemicu peristiwa banjir lahar dingin di Gunung Marapi beberapa waktu lalu.

Pada kondisi intensitas hujan tinggi, saat bendung-bendung alami tidak mampu menahan debit air yang ada, maka akan menggerus bagian bawah dari sisi bendung alam. Sehingga bisa saja volume air tertampung itu turun ke bagian permukiman.

"Ini juga menjadi perhatian kita. Memang kita memerlukan adanya pengecekan berkala kondisi-kondisi atau bagian hulu dari anak-anak sungai yang melintas atau akan mengarah ke permukiman. Karena pada saat banjir bandang, mungkin saja sungainya tidak ke arah permukiman. Namun karena debit yang sangat besar, bisa mengarah ke permukiman. Inilah yang sering terjadi," beber dia.

Baca: 

25 Rumah dan 1 Musala Rusak Berat Akibat Banjir Bandang Ternate


Untuk itu, pihaknya melakukan serangkaian pengkajian untuk mitigasi bencana di Kota Halmahera. Bersamaan dengan tim utama yang dipimpin kepala BNPB untuk memantau langsung lokasi kejadian banjir bandang, pihaknya juga akan mengirimkan tim pantauan udara untuk melakukan mapping secara detail ke arah hulu.

"Ini akan membantu untuk melihat kondisi seperti apa yang terjadi, dan potensinya dalam beberapa waktu ke depan. Ini akan kita lakukan juga bersamaan pada fase-fase tanggap darurat," pungkas Abdul.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)