Ilustrasi--Polrestabes Bandung melakukan konferensi pers terkait pengungkapan sejumlah kasus kejahatan di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis, 19 Januari 2023. Medcom.id/ P Aditya Prakasa
Media Indonesia • 27 December 2023 15:56
Tasikmalaya: Polsek Mangkubumi, Polres Tasikmalaya Kota, menangkap 11 anggota geng motor berstatus pelajar SMA Negeri, SMK Negeri dan SMK Swasta di wilayah setempat. Satu pelaku masih dalam pengejaran. Penangkapan dilakukan, setelah para pelajar itu melakukan penganiayaan kepada dua pejalan kaki di Jalan SL Tobing.
Para pelaku tersebut berinisial RMP (16) siswa SMKN 2; MHR (17), BJ (17), TAR, AN, DF, dan MZA, (17), siswa SMAN 8; MNK (17), siswa SMK Artanita; SMA (17), ERF (16), siswa SMAN 4; IQ siswa SMK YPS 3, dan SN siswa SMK YPS 3 masih dalam pengejaran.
Pelaku melakukan penganiayaan pada pejalan kaki pada Minggu, 17 Desember 2023, di Jalan Mayor SL Tobing, Kelurahan Sambongpari, Kecamatan Mangkubumi. Kedua korban bernama Rian Andrian, 36, mengalami luka robek di kepala hingga 40 jahitan dan jari kelingkingnya nyaris putus dan Atang, 32, luka robek di kepala 10 jahitan.
Kapolsek Mangkubumi, Polres Tasikmalaya Kota, IPTU Ruhana Effendi mengatakan, pihaknya mendapat laporan atas penganiaayaan dilakukan oleh anggota geng motor di ruas jalan SL Thobing, pada Minggu dini hari dan menyebabkan dua orang korban telah mendapatkan perawatan. Para pelaku berhasil ditangkap setelah mereka melarikan diri.
"Para pelaku yang melakukan penganiayaan kepada dua orang pejalan kaki bernama Rian Andriana dan Atang telah berhasil ditangkap di rumahnya masing-masing. Namun, semua pelaku jumlahnya 12 orang berstatus pelajar tapi untuk 1 orang masih dalam pengejaran hingga semua akan diproses secara hukum dan proses penyelidikan masih terus berjalan," paparnya, Rabu, 27 Desember 2023.
Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Tasikmalaya, Japar Solihin, mengatakan, beredarnya data pelajar melalui pesan whatsapp dan media sosial berdampak kepada sekolah seolah sudah gagal mendidik dan efek negatifnya sangat besar ke sekolah. Namun, kejadian yang terjadi harus menjadi bahan evaluasi para kepala sekolah khususnya SMK di Kota Tasikmalaya.
"Kami meminta agar masalah tersebut harus menjadi bahan evaluasi terutama pembinaan karakter serta edukasi masalah hukum bisa lebih dikuatkan. Karena, berkolaborasi dengan kepolisian untuk pembinaan kepada siswa, ke depannya akan dikuatkan lagi termasuknya menyebarkan edukasi positif melalui media massa," terang dia.
Ia mengatakan, sekolah khususnya di SMK harus memberikan pembelajaran yang positif kepada para siswanya bukan hanya tentang pengetahuan umum tetapi mengenai perilaku pendidikan hingga akhlaknya harus diberikan. Namun, adanya pelajar menjadi anggota geng motor yang terlibat penganiayaan meminta semua pihak bijaksana dalam memandang persoalan.
"Untuk perilaku anak pada dasarnya memang merupakan tanggung jawab bersama, sekolah berperan dalam hal pendidikan tetapi peran orang tua, warga di lingkungan juga harus ikut berperan. Kami menyoroti sekolah, tidak sedikit pelajar yang punya prestasi dan punya perilaku baik tapi banyak faktor selain pendidikan sekolah yang membentuk karakter anak," ujar dia.