Ini Faktor yang Buat Pramono-Rano Menangi Pilkada Jakarta

Ini Faktor yang Buat Pramono-Rano Menangi Pilkada Jakarta

Rahmatul Fajri • 8 December 2024 21:48

Jakarta: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta menetapkan pasangan Pramono-Rano jadi pemenang Pilkada Jakarta. Diketahui, Pramono-Rano mendapatkan suara sebanyak 2.183.239 suara, sementara paslon lainnya yakni nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mendapatkan 1.718.160 suara.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengungkapkan ada sejumlah faktor kemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta. Ia mengatakan faktor pertama ialah mesin kampanye Pramono-Rano yang lebih agresif dibanding Ridwan Kamil-Suswono dalam menarik dukungan atau suara dari pemilih.

"Mesin kampanye Pram-Doel tercatat lebih agresif baik dari sisi serangan udara (pemasangan APK, Media Sosial) yang unggul sekitar enam persen, maupun dari sisi serangan darat (Kunjungan, kegiatan dan pembagian souvenir/bingkisan) yang unggul 10,6 sampai 12 persen," kata Adi melalui keterangannya, Minggu, 6 Desember 2024.

Faktor selanjutnya, kata Adi, ialah dukungan Anies Baswedan kepada Pramono-Rano. Ia mengatakan Pada survei yang dilakukan PPI pada 13-17 November 2024, terjadi pergeseran pendukung Anies Baswedan akibat sinyal kuat pertemuan Anies dengan Pramono-Rano pada tanggal 15 November.
 

Baca juga: 

Kubu Pramono-Rano Minta RIDO dan Dharma-Kun Berbesar Hati Terima Kekalahan



Jika pada survei 21-25 Oktober pemilih Anies masih lebih banyak memilih RK-Suswono, namun pada 13-17 November kondisinya berbalik. Pendukung Anies sudah lebih banyak memilih pasangan Pramono-Rano.

"Konsolidasi suara pemilih Anies ini semakin kuat menjelang pemilihan, sehingga saat quick count gap suara antara Pramono-Rano dengan RK-Suswono menebal hingga 11 persen dari 5,6 persen saat survei 13-17 November," katanya.

Faktor ketiga ialah ketidaksukaan publik kepada RK-Suswono imbas blunder Suswono pada tanggal 26 Oktober 2024 tentang kartu janda. Hal ini dianggap sebagai penghinaan terhadap Nabi. Di samping itu, Adi menilai popularitas Suswono yang masih rendah juga memicu keengganan masyarakat untuk memilih pasangan RK-Suswono.

Faktor terakhir ialah publik menilai Ridwan Kamil-Suswono bukanlah orang Jakarta. Hal ini membuat publik menilai Ridwan Kamil-Suswono tidak paham dengan permasalahan di Jakarta.

"RK-Suwono juga masih dianggap outsider (Bukan Asli Jakarta) dan dianggap bermasalah dengan Jakarta, seperti kurang paham Jakarta, tidak cocok pimpin Jakarta, pernah menghujat Jakarta dan musuh Jakmania," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)