Mahasiswa Korban Kericuhan Demo Tolak Revisi UU Pilkada di Semarang Makin Bertambah

ilustrasi medcom.id

Mahasiswa Korban Kericuhan Demo Tolak Revisi UU Pilkada di Semarang Makin Bertambah

Media Indonesia • 22 August 2024 19:10

Semarang: Jumlah korban akibat kericuhan dalam aksi unjuk rasa mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Tengah menolak revisi Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah (UU
Pilkada) bertambah. Sebanyak 26 mahasiswa mengalami luka-luka dan 18 orang di antaranya masuk rumah sakit.

Hingga Kamis petang, 22 Agustus belasan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Semarang setelah terjadi kericuhan saat aksi unjukrasa di depan Gedung DPRD Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang. Sementara sejumlah mahasiswa lain diperbolehkan pulang meskipun mengalami luka-luka.

Berdasarkan data, belasan mahasiswa yang masih dirawat akibat terjatuh saat berlarian setelah dikejar aparat dan sesak nafas karena terkena gas air mata ditembakkan petugas kepolisian. 15 mahasiswa masuk RS Roemani, 1 mahasiswa di RS Tlogorejo, 1 mahasiswa di RS Hermina Pandanaran dan 1 mahasiswa di RS Kariadi Semarang.

"Sebagian besar mendalami sesak nafas dan pingsan karena terkena gas air mata, satu mahasiswa Undip Semarang terluka bagian hidup terkena peluru gas air mata," kata Komite Aksi Kamisan Semarang Iqbal Alma, Kamis petang, 22 Agustus 2024.
 

Baca: Demo Kawal Putusan MK di Semarang Ricuh, Belasan Mahasiswa Dilarikan ke RS

Tindakan represif aparat kepolisian menggunakan gas air mata di Semarang bukan kasus baru, lanjut Iqbal Alma, namun selalu saja aparat berdalih untuk mengkondisikan situasi. Namun tetap saja penembakan gas air mata tersebut sebagai bentuk kekerasan.

Aksi unjukrasa yang digelar mahasiswa gabungan, menurut Iqbal Alma, merupakan reaksi penolakan atas upaya DPR mencoba mengakali putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menurunkan ambang batas pencalonan calon kepala daerah dan menetapkan usia minimal calon kepala daerah.

"Ada ribuan mahasiswa yang turun dari berbagai perguruan tinggi," imbuhnya.

Mahasiswa gabungan menggelar aksi unjuk rasa mulai pukul 11.00 WIB, ungkap Iqbal Alma, merupakan gabungan dari sejumlah perguruan tinggi seperti Undip, Universitas Negeri Semarang, UIN Semarang, dan kampus lainnya. Bbenturan terjadi karena mahasiswa ingin masuk ke halaman rapi dihalangi petugas bahkan dihalau menggunakan tembakan gas air mata dan water cannon.

Bahkan pengunjuk rasa yang sudah berlarian menghindar, masih dikejar puluhan aparat menggunakan sepeda motor sembari menembakkan gas air mata, sehingga banyak yang terjatuh dan pingsan serta terluka.

Tim Kuasa Hukum massa aksi di Jateng Arief Syamsudin mengungkapkan hingga kini masih terus memantau kondisi para mahasiswa yang mengalami luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit, bahkan ketika masuk ke halaman gedung DPRD Jawa Tengah dengan jalan jongkok dihadang dengan tembakan gas air mata.

"Kami membuka hotline aduan jika ada kawan-kawan yang mendapat tindakan represif," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)