Pemprov Sumbar Fokuskan Pemulihan Penyintas selama Masa Tanggap Darurat Banjir Bandang

Banjir lahar dingin di Sumatra Barat. (Dok BNPB)

Pemprov Sumbar Fokuskan Pemulihan Penyintas selama Masa Tanggap Darurat Banjir Bandang

Media Indonesia • 14 May 2024 16:13

Padang: Pemerintah Sumatra Barat (Sumbar) menetapkan status tanggap darurat bencana selama selama 14 hari, terhitung 13 Mei hingga 26 Mei 2024. Dengan demikian, penanganan bencana banjir bandang di 4 kabupaten kota di Sumbar yakni Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, dan Padang Pariaman, akan berfokus pada pemulihan korban atau penyintas, serta kebutuhan dasar. Di samping itu, pencarian korban yang dinyatakan hilang masih dilakukan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, langkah awal adalah mengoordinasikan berbagai pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut dampak bencana. Di masa tanggap darurat, fokus utama adalah pemulihan masyarakat di lokasi bencana, meliputi kebutuhan dasar dan perbaikan infrastruktur utama yang mendesak.

"Sekarang fokusnya di lokasi bencana dulu, besok kita lihat di pengungsian apa saja yang perlu diperbaiki," ujar Suharyanto di lokasi terdampak banjir bandang (galodo), Bukit Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Selasa, 14 Mei 2024.

Menurutnya, di wilayah Bukit Batabuah cukup parah kondisinya. Ia memastikan akan meninjau titik-titik lokasi bencana guna menyusun strategi penanggulangan. Sebab selain pembersihan, akan dilaksanakan beberapa perbaikan terhadap infrastruktur mendesak.

"Kita tengah berupaya melaksanakan perbaikan terhadap infrastruktur yang bersifat krusial seperti rekonstruksi jembatan, pembukaan akses jalan yang tertutup dan lain sebagainya. Sampai kondisi kembali normal akan kami dampingi," ungkapnya.
 

Baca juga: Presiden Bakal Tinjau Langsung Lokasi Banjir Lahar Dingin di Sumbar

BNPB telah menyalurkan bantuan awal dana operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) kepada pemerintah daerah terdampak banjir lahar di Sumbar, dengan total Rp3,2 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penanganan darurat di daerah terdampak.

Selain dana, bantuan logistik seperti tenda pengungsian, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, terpal, selimut, kasur, pompa air, lampu penerangan, toilet portable, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan juga telah didistribusikan.

Hingga Selasa pagi, tercatat 50 orang meninggal dunia, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, dan 3.396 jiwa mengungsi akibat bencana banjir bandang. Korban meninggal tersebar di Kota Padang Panjang (2 orang), Kabupaten Agam (20 orang), Kabupaten Tanah Datar (19 orang), Kota Padang (1 orang), dan Kabupaten Padang Pariaman (8 orang).

"Datanya akan terus berkembang. Untuk membantu mencari korban yang masih hilang, alat berat harus segera masuk karena Basarnas memiliki golden time 7x24 jam. Kita akan tetap berusaha mencari sampai ketemu jika ada pihak keluarga atau ahli waris yang meminta," terang dia.

Di lapangan tampak beberapa gedung bangunan mengalami rusak berat bahkan terdapat lumpur yang menyebabkan beberapa akses ke rumah-rumah warga tertutup lumpur dan material batu.

Di sisi lain, BNPB menyarankan agar Gubernur Sumatra Barat mengeluarkan status tanggap darurat terkait bencana alam yang melanda beberapa kabupaten/kota yang berada di sekitar gunung Marapi. Termasuk bagi korban yang meninggal segera diberikan hak-haknya dan korban hilang harus betul-betul dicari dan ditemukan maksimal dalam 6 hari ke depan.
 
Baca juga: Presiden Jokowi Instruksikan BNPB Lakukan Penanganan Cepat Banjir Lahar Dingin di Sumbar

"Intinya, kebutuhan masyarakat harus kita penuhi sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Tidak hanya masyarakat, termasuk seluruh tim yang bekerja di lapangan," jelasnya.

Bupati Agam Andri Warman berharap dengan kunjungan Kepala BNPB akan semakin ramai bantuan yang datang ke Kabupaten Agam. "Mudah-mudahan, kunjungan ini akan menjadi tali penarik bantuan ke Kabupaten Agam khususnya kepada daerah yang terkena dampak bencana.:

Sementara Bupati Tanah Datar Eka Putra menjelaskan bahwa saat ini beberapa upaya sedang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dibantu tim untuk melakukan pencarian 29 orang korban yang masih belum ditemukan. Pencarian korban hilang dibantu oleh Basarnas, TNI, Polri, relawan, masyarakat, dan unsur lain. Proses pencarian selain dilakukan manual uga menggunakan drone thermal. Dikatakannya, pascabencana banjir lahar dingin, longsor dan air bah, saat ini ada warga yang berada di pengungsian dan jumlahnya cukup banyak.

"Di Kabupaten Tanah Datar saat ini jumlah warga yang mengungsi sebanyak 2.500 orang, semuanya kami tampung dan kami sediakan tenda. Kami juga sudah mendirikan dapur umum untuk membantu para pengungsi," tambahnya.

Bupati Eka Putra juga memaparkan bahwa akibat bencana tersebut sekitar rumah warga yang rusak berat sebanyak 84 unit, rusak sedang 125 unit dan rusak ringan 17 unit. Sedangkan rumah warga yang hanyut diterjang air sebanyak 6 unit, jembatan rusak sebanyak 27 unit, fasilitas pendidikan sebanyak 1 unit, tempat ibadah 1 unit dan irigasi rusak sebanyak 33 unit. Sedangkan, tambah Bupati, lahan pertanian warga yang rusak diterjang air seluas kurang lebih 150 hektare dan hewan ternak (sapi dan kambing) warga yang hanyut sebanyak 41 ekor.

Bupati Eka juga mengatakan, untuk korban meninggal dunia 19 orang, luka-luka 20 orang dan korban hilang sebanyak 14 orang. Kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 46 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 115 unit.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)