Banjir di Demak, Balita Tewas Terseret Arus Air

Demak: Diduga lepas dari pengawasan orang tua, seorang balita berusia 3 tahun di Desa Kedungbanteng, Demak, Jawa Tengah, ditemukan meninggal di sungai irigasi.

Korban hanyut dan tersangkut ranting pohon di sungai yang debit airnya naik setelah diguyur hujan deras. Korban sebelumnya bermain bersama temannya di halaman rumah.
Namun diduga lepas dari pengawasan, korban terpeleset dan jatuh ke sungai, tak jauh dari rumah korban.

Sementara itu, banjir yang melanda di Kabupaten Demak, pada Rabu siang semakin meluas dan bertambah parah. Seperti yang terlihat di Desa Kalianyar, Kecamatan Wonosalam, Demak, yang mendapat limpasan tanggul jebol sungai tuntang.

Arus banjir yang deras juga membuat jalan antarkecamatan menghambat aktivitas warga. Kedalaman banjir yang semula sekitar 30 cm kini naik hingga setengah meter di dalam rumah.

Kondisi tersebut membuat warga terutama lansia, ibu, dan anak anak memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman, di antaranya di masjid dan tetangga yang rumahnya lebih tinggi.
 

Baca juga: Dampak Banjir, Ribuan Hektare Sawah di Demak dan Grobogan Terancam Gagal Panen

Sejumlah pengungsi mengeluh karena sejak Selasa, 6 Februari 2024, belum memdapatkan bantuan nasi bungkus. Sedangkan untuk memasak mereka kesulitan.

Sementara itu data dari desa, ada sekitar 240 kepala keluarga yang terdampak banjir. Karena banjir semakin parah, pihak desa berharap ada bantuan selimut dan pakaian layak pakai, untuk para pengungsi.

Banjir yang terjadi di Desa Kalianyar pada tahun ini merupakan yang terparah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Banjir yang melanda belasan desa di 4 kecamatan di Demak, terjadi sejak Selasa dini hari, akibat jebolnya tanggul sungai yang membelah Kabupaten Demak. Ada 5 titik tanggul yang jebol, di Sungai Cabean dan Sungai Tuntang. Selain karena kondisi curah hujan yang tinggi di Demak, banjir semakin diperparah dengan kiriman banjir dari hulu, atau Kabupaten Semarang dan Grobogan.