kegiatan operasi TMC di Riau yang dilakukan menggunakan pesawat cassa NC-212i TNI Angkatan Udara dan berposko di Lanud Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Riau. (MGN/Rudi Kurniawanyah)
Media Indonesia • 4 July 2024 13:00
Pekanbaru: Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau berakhir pada Rabu, 3 Juli 2024. OMC yang dilaksanakan oleh BMKG dengan bekerjasama dengan berbagai instansi dan pihak terkait seperti KLHK, BRGM, TNI AU, BPBD Riau, dan PT RAPP, sejak 14 Juni 2024 itu dilakukan sebagai langkah preventif dalam upaya-upaya bersama untuk mitigasi bencana karhutla.
Melalui modifikasi cuaca yang dilaksanakan BMKG, pembasahan lahan gambut dari air hujan diharapkan mampu menjaga kebasahan lahan gambut agar mengurangi tingkat kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dalam evaluasi akhir kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid di Posko OMC Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, dijelaskan bahwa hasil OMC mampu berkontribusi terhadap pembasahan lahan gambut melalui hujan.
Budi Harsoyo, mewakili Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, menjelaskan bahwa hasil kegiatan OMC di Provinsi Riau selama total 20 hari operasi dari 14 Juni hingga 3 Juli, mampu meningkatkan tinggi muka air tanah (TMAT) gambut di Provinsi Riau.
"Evaluasi hasil OMC dapat dikonfirmasi salah satunya melalui kenaikan TMAT di area gambut. Jika kita bandingkan nilai TMAT sebelum dilaksanakan OMC dengan nilai TMAT setelah dilaksanakan OMC, ada indikasi kecenderungan kenaikan. Secara umum, kenaikan TMAT gambut di beberapa stasiun observasi di Riau menunjukkan kisaran kenaikan 4 cm sampai 28 cm. Hal ini mengindikasikan bahwa hujan akibat intervensi OMC mampu berkontribusi terhadap pembasahan lahan gambut supaya tidak mudah terbakar, terutama memasuki puncak musim kering di Riau," jelas Budi, Kamis, 4 Juli 2024.
Baca juga: Aktivitas Bakar Lahan untuk Berkebun di Babel Masih Terjadi |