Masyarakat Jabar Diimbau Waspadai Pergerakan Sesar Lembang hingga Bencana Hidrometeorologi

Masyarakat Jabar Diimbau Waspadai Pergerakan Sesar Lembang hingga Bencana Hidrometeorologi

P Aditya Prakasa • 30 October 2024 14:58

Bandung: BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi bencana gempa yang diakibatkan pergerakan Sesar Lembang. Begitu juga dengan potensi bencana Hidrometeorologi yang dapat terjadi saat musim hujan di akhir tahun.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, masyarakat diharuskan waspada dengan timbulnya potensi-potensi bencana yang bisa terjadi. Menurutnya, BMKG belum dapat memprediksi terjadinya bencana gempa bumi.

"Kita semua tahu bahwa gempa bumi belum bisa diprediksi kapan terjadinya, di mana, dan berapa besarnya. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah monitoring, tren aktivitas seismik. Jadi masyarakat waspada, aware, dan paham pada bencana yang ada di sekelilingnya. Tapi kami BMKG selalu monitoring terus terutama Bandung Raya," kata Teguh di Gedung Sate, Rabu, 30 Oktober 2024.

Teguh memastikan, semua peralatan kegempaan baik sensor maupun diseminasi berupa WRS dan lain sebagainya, selalu dalam keadaan aktif serta berfungsi dengan baik 
 

Baca juga: Pemprov Jabar Menetapkan Status Siaga Bencana Jelang Musim Penghujan

"Peralatan semua dalam kondisi on, baik sensor baik diseminasinya berupa WRS dan peralatan lain. Kami ada SOP peralatan tidak boleh off lebih dari 24 jam. Sensor ada di 33 lokasi di seluruh Jawa Barat. Begitu juga dengan diseminasi WRS receiver system berada di seluruh BPBD Jabar," kata dia.

Berbeda hal dengan bencana Hidrometeorologi, Teguh memastikan BMKG selalu memberikan informasi terupdate agar bisa meminimalisir dampak potensi bencana yang bisa terjadi. 

"Kalau kita bicara bencana hidrometeorologi, berbeda dengan gempa bumi. Kalau hidro, BMKG selalu memberikan informasi update dari H-7, H-3. Sebelum kejadian pun kita sudah mengeluarkan peringatan dini di wilayah terdampak," ucap dia.

Berdasarkan prakiraannya, musim hujan di wilayah Jawa Barat sudah berlangsung sejak bulan ini meskipun sebagian besar masih berada dalam masa peralihan atau pancaroba. 

"Hampir seluruh Jabar masuk musim hujan. Hanya saja memang tingkat curah hujan masih rendah. Sebagian besar juga masih di posisi peralihan, puncaknya November (2024) sampai bulanApril (2025)," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)