Ketua DPC PDIP Boyolali Susetyo Kusuma Dwi Hartanto (kiri) memberikan keterangan pada media. Medcom.id/ Triawati
Media Indonesia • 31 December 2023 15:22
Boyolali: PDIP Boyolali menyayangkan pengadangan, pemukulan, dan penyeretan yang dilakukan puluhan oknum TNI dari kesatuan Kompi B Yonif Raider 408/Sbh terhadap 5 relawan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan seorang warga pada Sabtu siang, 30 Desember 2023, pascakegiatan kampanye Capres Ganjar di wilayah setempat.
Kasus tersebut sudah ditangani oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/Surakarta karena pelaporan keluarga korban.
"Ini sungguh menprihatinkan. Seharusnya aparat (TNI) melindungi rakyat, dan menjadi tameng saat terjadi gangguan dari luar. Ini malah yang jadi korban rakyat, dan masih muda muda lagi," kata Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma, Minggu, 31 Desember 2023.
Menurut dia, peristiwa yang bermula dari aksi pelemparan batu, kemudian pengadangan dengan bambu, yang berlanjut dengan pemukulan, penendangan, dan penyeretan sejumlah relawan yang baru saja lewat di depan markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, sebagai pelanggaran HAM (hak asasi manusia).
PDIP Boyolali, lanjut dia, memiliki bukti dan saksi dari peristiwa yang menbuat enam orang harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dua korban di antaranya harus dirawat inap karena luka-lukanya yang parah.
"Kami berada di belakang korban dan keluarganya yang sudah melaporkan kasusnya ke Denpom IV/Surakarta. Kami akan fasilitasi," sergah Susetya sembari mengatakan bahwa PDIP Boyolali siap membantu tim pencari fakta, jika nanti diperlukan.
Lebih jauh diungkap Susetya, peristiwa penganiayaan itu terjadi tanpa adanya peringatan dan berlangsung seketika. Salah satu korban luka bahkan adalah anak yatim piatu.
"Bagaimana kalau sampai cacat permanen," sergah dia sekali lagi.
Peristiwa memprihatinkan itu, selain sedang didalami oleh penyidik Denpom IV/Surakarta, juga menjadi perhatian serius Kodam IV/Diponegoro, yang juga melakukan selisik serius atas kasus tersebut.
Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Richard Horison menjelaskan peristiwa tersebut terjadi karena spontanitas dipicu kesalahpahaman antara kedua belah pihak
Adapun kronologi kejadian, sekira pukul 11.19, beberapa anggota Kompi B yang sedang bermain bola voli, mendengar suara bising konvoi sepeda motor yang menggunakan knalpot brong.
Bermula dari konvoi motor bising itu, beberapa anggota TNI-AD yang sedang bermain bola voli keluar gerbang markas, namun konvoi sudah lewat.
Beberapa saat kemudian, melintas lagi pemotor berknalpot brong yang sedang memainkan gas sepeda motor. Sempat terjadi cekcok, sebelum akhirnya terjadi penganiayaan terhadap pemotor oleh para oknum anggota yang menghentika laju pemotor.