7.666 Hektare Sawah di Jatim Gagal Panen Akibat Kemarau

Ilustrasi--Lahan pertanian padi mengalami kekeringan. (MGN/Catur Hariono)

7.666 Hektare Sawah di Jatim Gagal Panen Akibat Kemarau

Media Indonesia • 8 August 2024 14:17

Surabaya: Musim kemarau yang melanda Jawa Timur berdampak pada lahan pertanian. Akibat kekeringan, banyak tanaman pertanian menjadi puso atau gagal panen.

"Hingga Selasa, 6 Agustus 2024, untuk tanaman padi, total areal terkena adalah seluas 31.588,94 hektare dengan puso seluas 7.666,80 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Didik Rudy Prasetya di Surabaya, Kamis, 8 Agustus 2024.

Rudy menambahkan daerah terdampak terluas terjadi di Kabupaten Lamongan seluas 11.736,0 hektare dengan puso 5.335,50 hektare. Lalu Kabupaten Gresik seluas 5.954,5 hektare dengan puso 1.477 hektare.

Disusul Kabupaten Pacitan seluas 5.785,50 hektare tidak terjadi puso, Kabupaten Bojonegoro seluas 5.713,0 hektare dengan puso 92 hektare, dan Kabupaten Tuban seluas 1.089,4 hektare dengan puso seluas 239,40 hektare. Kemudian Kabupaten Nganjuk seluas 698,0 hektare dengan puso 204 hektare, Kabupaten Mojokerto seluas 268,5 hektare dengan puso 257,5 hektare, dan Kabupaten Jombang seluas 130 hektare dengan puso 20 hektare.

Untuk tanaman jagung, total areal terkena adalah seluas 2.431,50 hektare dengan puso 2,00 hektare. Daerah terdampak terluas terjadi di Kabupaten Tuban seluas 2.286 hektare, Lamongan seluas 84,5 hektare dengan puso 2,00 hektare, Bojonegoro 20 hektare, Trenggalek 18 hektare, dan Pacitan 17 hektare.
 

Baca juga: Pemerintah Desa Sukoharjo Diminta Antisipasi Krisis Air

"Untuk tanaman kedelai, total area terkena seluas 42 hektare terjadi di Kabupaten Pacitan," jelasnya.

Untuk mengatasi kekeringan, pihaknya melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota dalam rangka memaksimalkan capaian target luas tanam masa tanam April-September. Masa tanam ini telah ditetapkan di seluruh kabupaten/kota dengan menyusun agenda gerakan percepatan olah tanah dan percepatan tanam. Kemudian optimalisasi jaringan irigasi.

"Dengan optimalisasi jaringan irigasi diharapkan debit air sampai ke pertanaman dengan baik sehingga tanaman dapat berproduksi lebih maksimal. Selain itu juga dilaksanakan peningkatan debit air irigasi melalui rehabilitasi jaringan irigasi tersier," terang dia.

Rudy menambahkan mengenai pengembangan irigasi pompa, baik bantuan pemerintah maupun swadaya, pembuatan embung, serta mendorong perpompaan melalui sumur submersible secara swadaya oleh petani.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)